Produksi Serial Religi "Jadi Ngaji" Dilakukan di Tengah Pandemi COVID-19

Produksi Serial Religi "Jadi Ngaji" Dilakukan di Tengah Pandemi COVID-19

Posted: Jan 22, 2022

Pandemi virus corona di Indonesia memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap industri perfilman. Beberapa produksi film maupun serial terpaksa harus ditunda, demi mencegah penyebaran COVID-19.

Pandemi virus corona di Indonesia memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap industri perfilman. Beberapa produksi film maupun serial terpaksa harus ditunda, demi mencegah penyebaran COVID-19.

Video on demand GoPlay pun sempat menunda produksi konten mereka. Namun, agar bisa terus berkarya, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali memproduksi serial religi, yakni ''Jadi Ngaji''. Meski begitu, syuting dilakukan sesuai protokol kesehatan.

''Setelah tahun ini sempat menunda pengerjaan sejumlah konten GoPlay Original selama beberapa bulan, beberapa waktu lalu GoPlay melanjutkan produksi 'Jadi Ngaji','' ucap VP Marketing GoPlay, Sasha Sunu dalam keterangan pers yang diterima Eventori Selasa (29/9).

''Proses produksi kami lakukan dengan mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah dan asosiasi,'' sambungnya.

Melalui serial "Jadi Ngaji", GoPlay menggunakan cara unik dan ringan untuk menyampaikan pesan-pesan positif bagi generasi milenial secara universal dan dengan pendekatan yang berbeda dari serial religi yang selama ini hadir di tengah masyarakat.

Bekerja sama dengan rumah produksi Arseri Creative House, "Jadi Ngaji" merupakan karya pendatang baru Muthia Zahra Feriani, yang bertindak sekaligus sebagai kreator, showrunner, sutradara, dan penulis naskah.

"Jadi Ngaji" merupakan serial debut Muthia di platform video on demand, setelah sebelumnya menekuni film pendek dan video musik untuk berbagai musisi terkenal seperti Mocca dan BCL.

Secara sederhana, serial mengupas pengalaman kita sehari-hari saat diminta mengerjakan suatu kebaikan, tanpa memahami makna sesungguhnya di balik perbuatan tersebut. Kisah Jadi Ngaji sangat melekat dengan pengalaman saya secara pribadi," ujar Muthia.

Muthia mengatakan bahwa karya ini tidak hanya merupakan persembahan dia kepada para penonton serial berkualitas di Indonesia, tetapi juga merupakan wujud rasa terima kasih kepada guru mengajinya.

"Saya gembira sekali dapat menuntaskan serial ini, yang terwujud berkat kolaborasi dengan GoPlay, yang mendampingi sepanjang proses, dari tahap pra hingga pasca produksi, untuk mengawal standar kualitas," jelas Muthia.

Serial "Jadi Ngaji" menghadirkan deretan aktor pendatang baru seperti Shandy William (Lukman), Laras Sardi (Zarah), Rahmet Ababil (Dori), Bhakti Perkasa (Tibo), Dian Ayu (Rohaya), Edo Borne (Ridho), Brata (Fian). Turut terlibat dalam serial ini adalah dua artis senior, Dewi Irawan (Mamam) dan Tabah Penemuan (Baba) yang berperan sebagai orang tua Lukman.

Mewakili para pemeran "Jadi Ngaji", Shandy William menyampaikan antusiasmenya bergabung dalam serial ini. Bagi dia, memerankan Lukman di "Jadi Ngaji" merupakan pengalaman yang mengesankan baik sebagai aktor maupun pribadi.

"Untuk dapat mendalami karakter, saya jadi kembali belajar Al-Quran dan agama yang ternyata tidak hanya memberikan banyak pencerahan dalam berperan sebagai pengajar di TPA, namun juga dalam menjalankan keseharian saya," tutur Shandy.

Kata Shandy, menjalankan produksi serial di tengah masa pandemi menjadi pengalaman unik baginya.

"Berkat dedikasi para produser, kru, dan GoPlay yang terus memedulikan kesehatan dan keselamatan kami semua dengan menjalankan protokol yang ketat, Alhamdulillah proses berjalan lancar dan kami semua sehat-sehat. Semoga karya ini bisa dinikmati segenap penikmat serial di GoPlay," pungkas Shandy.

Serial "Jadi Ngaji" menceritakan kisah para karakter dalam menemukan esensi Ibadah yang sesungguhnya, dari yang pada awalnya terpaksa mengaji untuk memenuhi agenda pribadi masing-masing.

Berbekal pengalaman sebagai pecandu gim, Lukman, sang tokoh utama, berupaya mencari metode belajar mengaji yang efektif bagi murid-murid Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) lewat berbagai permainan dan interaksi seru lainnya.

Writer: Sarah Yulianti
TAGS:Opini
SHARE
Recommendation Article