Promotor, Penampil, sampai Volunteer Prediksi Nasib Konser Musik pada 2022

Promotor, Penampil, sampai Volunteer Prediksi Nasib Konser Musik pada 2022

Posted: Jan 22, 2022

Walaupun di tengah ketidakpastian akibat virus Covid-19 yang terus berevolusi, para penggiat industri hiburan khususnya pertunjukan, mulai kembali mencoba menghadirkan berbagai acara yang siap menghibur masyarakat. Fadly “Padi” sebelumnya pernah mengungkapkan bahwa industri pertunjukan atau event memang hal yang sangat dirindukan, bukan hanya oleh penampil, namun juga oleh promotor dan juga penonton sendiri.

Walaupun di tengah ketidakpastian akibat virus Covid-19 yang terus berevolusi, para penggiat industri hiburan khususnya pertunjukan, mulai kembali mencoba menghadirkan berbagai acara yang siap menghibur masyarakat. Fadly “Padi” sebelumnya pernah mengungkapkan bahwa industri pertunjukan atau event memang hal yang sangat dirindukan, bukan hanya oleh penampil, namun juga oleh promotor dan juga penonton sendiri.

Kali ini Eventori mencoba melihat berbagai sudut pandang tentang industri pertunjukan yang akan terjadi pada 2022, dengan melakukan wawancara eksklusif kepada promotor, penampil, dan juga sukarelawan yang sering membantu jalannya sebuah acara.

 

Mengapa merindukan konser offline?

Kiki Aulia Ucup, promotor yang sering membuat acara-acara besar di Indonesia mulai dari festival sampai dengan virtual, mengungkapkan bahwa dirinya sangat merindukan energi yang hadir secara langsung di tengah-tengah penonton dan penampil pada saat acara.

“Hal yang membuat gua rindu acara musik itu sebenarnya pertemuan antara penonton dan penampil, energi yang keluar dari pertemuan itu tidak ada yang bisa menggantikan. Itu yang gua rindukan, di luar dari gua merindukan kerja bikin acara offline event juga,” jelas Ucup.

Setuju dengan pernyataan tersebut, Bagus ‘NTRL’ juga mengungkapkan bahwa sebagai penampil ia juga rindu untuk bertatap muka langsung dengan penonton dan penggemar. Karena baginya bertemu langsung dengan penggemar memiliki rasa bahagianya tersendiri.

“Rindu untuk konser (karena dapat) bertemu langsung dengan fans dan penonton, karena disana ada rasa bahagia dimana kita bisa menghibur dan bertatap muka dengan mereka,” jelas Bagus.

 

Virtual atau langsung? Apa yang berbeda?

Terkait pembeda antara konser virtual dan langsung, Bagus menambahkan bahwa konser virtual itu tidak seasyik konser secara langsung, karena baginya konser virtual tidak memiliki interaksi yang sama dengan bertatap muka.

“Konser langsung itu bisa bertatap muka dan ada kepuasan tersendiri menghibur mereka, serta terjadi interaksi yang mengasyikan. Kalau virtual hanya bisa dinikmati melalui media seperti TV, HP, laptop atau tablet saja dan tidak ada interaksinya,” ungkap Bagus.

Ucup juga menegaskan bahwa acara yang dihadiri secara langsung itu belum bisa tergantikan dengan pertunjukan virtual, karena baginya tetap ada kegembiraan yang berbeda yang tidak ditemukan di pertunjukan secara virtual.

“Tentang cara merespon pertunjukan virtual dan pertunjukan langsung itu kan berbeda. Pertunjukan virtual urgensinya nggak terlalu tinggi, sedangkan pertunjukan langsung ada excitement tersendiri. Pertunjukan langsung itu belum bisa digantikan dengan pertunjukan virtual,” tegas Ucup.

Selain penampil dan promotor, sukarelawan atau biasa disebut dengan volunteer dalam sebuah acara juga merupakan hal yang penting. Pada saat industri pertunjukan sedang berkembang pesat sebelum pandemi, mereka adalah orang-orang yang siap membantu jalannya acara yang didatangi ribuan pengunjung.

Begitu pula dengan Agil, yang kerap kali tergabung sebagai pengurus di berbagai acara-acara musik, baginya perbedaan pengalaman dalam menonton dan melaksanakan konser secara langsung sungguh berbeda dengan virtual.

“Yang membedakan pastinya experience-nya, dari kedua belah pihak pasti ngerasain perbedaan ini, audiens maupun performance. Kita semua nggak bakalan bisa melakukan interaksi secara luas kalau di virtual. Terus tentunya nontonnya sih, kalau menurut gue secara pribadi nonton bareng virtual dan nonton bareng secara langsung tuh beda banget, kayaknya jarang sih kita nonton virtual rame-rame, kalau offline pasti minimal bertiga atau sampai bersepuluh,” jelas Agil.

 

Prediksi industri pertunjukan di masa depan.

Selain membicarakan tentang perbedaan acara pertunjukan virtual dan langsung, Ucup juga membahas tentang prediksinya untuk acara musik di masa depan, menurut dirinya acara-acara akan terus beradaptasi, protokol kesehatan akan terus ditegakan, dan konser-konser gabungan daring-luring atau kerap disebut hybrid akan semakin bertebaran.

“Sebenarnya adaptasi konser musik itu tentang protokol kesehatan yang berlaku, itu yang tidak bisa ditinggalkan di masa depan. Adaptasi pasti akan jauh lebih baik, tentang masalah penyelenggaraan, tentang masalah konser, tentang masalah penggabungan online dan offline itu akan terjadi di masa depan. Jadi mungkin kedepannya akan banyak sekali hybrid event,” ungkap Ucup.

Agil juga menyampaikan hal serupa, karena baginya industri pertunjukan akan terus beradaptasi dengan lebih baik di masa depan, terbukti dengan banyaknya eksperimen serta ide-ide baru yang saat ini diterapkan.

“Menurut gue konser musik seiring berjalannya waktu pasti akan beradaptasi lebih baik di masa depan, karena sekarang para promotor event serta performance juga mulai mencoba ide-ide baru seperti drive-in, pembatasan publik serta melaksanakan acara dengan memikirkan pembatasan penyebaran Covid-19. Gue rasa kedepannya makin banyak artist yang bisa memaksimalkan performance-nya di masa yang serba terbatas ini.

 

Harapan untuk industri pertunjukan.

Terkait harapan untuk industri harapan kedepan, Ucup menginginkan agar industri ini tetap produktif, konsisten, tetap berkompetisi untuk hal baik, menampilkan sesuatu yang baru lagi, dan tidak lupa untuk selalu menjaga protokol kesehatan yang berlaku.

“Harapan untuk pertunjukan Tanah Air kedepannya semoga tetap produktif, tetap konsisten, tetap berkompetisi dalam hal yang baik, tetap berani untuk menampilkan hal-hal yang baru, dan tetap protokol kesehatan pastinya,” pungkas Ucup.

Dengan berbagai lika-likunya, industri pertunjukan akan selalu beradaptasi, dengan ide-ide yang terus hadir kita semua yakin bahwa kesulitan ini akan segera berakhir, kerinduan akan energi yang hadir dari acara secara langsung memang sudah tak terbendung, namun bukan berarti membuat kita adigung hingga akhirnya kembali berkabung.

Writer: Alvin Iqbal
TAGS:Produksi
SHARE
Recommendation Article