Luasnya negara Indonesia menjadi tantangan untuk meratanya dunia pendidikan di tanah air. Contoh paling nyata terjadi di Suku Anak Dalam, Jambi yang hidup di tengah-tengah hutan. Mereka seakan tak tersentuh oleh dunia pendidikan. Padahal dunia pendidikan jadi salah satu hal yang paling diperhatikan oleh pemerintah pusat dan daerah. Masalahnya memang jadi rumit saat kita melihat sendiri di lapangan tentang kondisi ini.
Dan, Film dokumenter Pulang Rimba yang disutradarai oleh Rahmat Triguna ini memotret tentang problematika dunia pendidikan yang seolah-olah tidak masuk di wilayah Suka Anak Dalam (SAD), Jambi ini. Mamato panggilan akrab dari Rahmat Triguna meriset secara detil dan mendalami tentang Suku Anak Dalam ini. Mamato dan tim mendokumenterkan secara natural tentang problema dunia pendidikan di Suku Anak Dalam, Jambi ini, melalui tokoh Pauzan yang memang asli Anak Suku Dalam dalam meraih cita-citanya menggapai pendidikan yang lebih tinggi untuk kembali membangun dunia pendidikan di desanya.
Dengan menggandeng perwakilan generasi milenial dan Komunitas Pewarta Hiburan Indonesia (KOPHI), Mamato menggelar road show dan diskusi tentang film Pulang Rimba yang berdurasi 15 menit.
Bercerita Tentang Perjuangan Suku Anak Dalam Meraih Pendidikan
"Harapan kami dengan roadshow ini kita bisa lebih luas lagi dalam membangun awareness tentang pentingnya pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia, khususnya hak pendidikan kepada anak negeri yang berasal dari daerah atau suku terdalam,” kata Mamato dalam diskusi yang digelar di Jakarta, Selasa (11/04/2023).
Film Pulang Rimba mengangkat kisah nyata dari seorang warga Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba asal Proponsi Jambi bernama Pauzan. Cerita yang dikemas dengan cara bertutur ini menghadirkan bagaimana perjuangan Pauzan dalam menempuh pensisika hingga pendidikan tinggi di Polbangtan Bogor.
Sejak Indonesia merdeka, belum ada satupun warga dari SAD atau Orang Rimba yang telah menamatkan pendidikan tinggi. Saat ini Pauzan bersama dua rekannya yang sedang berkuliah si Universitas Jambi menjadi harapan baru untuk menjadi warga SAD atau Orang Rimba yang siap menyongsong tantangan perubahan zaman melalui pendidikan.
“Sebagai generasi muda, saya sadar diri. Saya yang berasal dari Suku Anak Dalam dengan daerah yang mungkin masih minim akan pendidikan sehingga saya harus bisa memanfaatkan pendidikan ini sebagai investasi saya untuk memajukan Suku Anak Dalam,” kata Pauzan semangat.
Wahyu Kintoko, jurnalis pemerhati film sekaligus juri Festival Film Wartawan Indonesia, mengapresiasi film ini. Ia menilai film Pulang Rimba ini hadir dengan membawa semangat besar untuk suku tertinggal dan menginspirasi generasi muda zaman sekarang untuk terus semangat menempuh pendidikan.
“Tentunya film ini memberikan pengaruh positif bagi kita semua dan generasi muda,” kata Kintoko, jurnalis dari WartaKota ini.
Akan Roadshow Ke Kota-Kota Besar Indonesia
Jebolan Indonesia Idol 2021, Mutiara Azka yang hadir di acara diskusi ini, merasa sangat termotivasi usai menyaksikan kisah hidup Pauzan yang diadaptasi ke layar lebar dokumenter. Sebagai perwakilan generasi muda, ia mengatakan hadirnya film ini menjadi bukti bahwa pendidikan di Indonesia masih belum cukup merata.
“Saya melihat positive value dari film Pulang Rimba ini. Di sinilah tanggungjawab kita bersama bagaimana caranya agar pendidikan itu bisa dirasakan secara merata oleh semua anak bangsa,” ujar Mutiara yang kini aktif sebagai advokat.
Lebih lanjut Mamato menjelaskan roadshow film Pulang Rimba ini menjadi rangkaian panjang yang dilakukan untuk kampanye pendidikan. Sebelumnya film ini sudah menyambangi beberapa kota di Indonesia, seperti Yogjakarta, Semarang, Jambi, Bogor, Jakarta, dan kota-kota besar lainnya. Film ini merupakan film dokumenter ketujuh yang diciptakan oleh Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP).
Film ini ditujukan untuk memberikan gambaran kepada generasi muda tentang pentingnya pendidikan. Berdasarkan kisah Pauzan, tentu memotivasi generasi muda bahwa jarak dan waktu bukan lagi menjadi penghalang generasi muda untuk menempuh pendidikan. (Arey)