Wherever you wander, a subtle symphony plays, a tantalizing tune just beyond your grasp, forever dancing in the realms of the unheard.
Unit indie rock asal Jakarta, Reality Club baru saja meris album penuh ketiga mereka yang berjudul Reality Club Presents… pada hari kamis 25 Mei 2023.
Album ini memiliki konsep yang terbilang sangat serius, terlampau serius malah, karena album ini akan menggabungkan musik dengan balutan video sinematik atau mungkin sebaliknya.
Album Musik Campur Short Movie
"Album kita memang seperti film ya ada sinematiknya ya, PH (production house) berkedok band ya. Album ini sudah selesai dari 2020 tapi baru selesai beberapa videonya dan sudah rilis," ujar Faiz, saat konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
Mungkin ucapan Faiz yang merupakan vokalis sekaligus gitaris di band Reality Club bisa jadi gambaran tentang album ini karena semua trek yang ada pada album ini rencananya akan memiliki videonya sendiri.
Terinspirasi dari cinta dan juga sinema Reality Club menyuguhkan lagu yang bercerita tentang banyak hal dan terinspirasi oleh berbagai hal mulai dari film 007, Sex Education hingga Scott Pilgrim vs the World.
Bias Menilai Musik atau Video Clip
Satu hal yang menarik namun juga menjadi hal yang kurang objektif adalah ketika melihat paket video klip dan musik ini dimainkan secara bersamaan.
Karena dua aspek yang menyatu ini berbenturan secara penilaian, sulit untuk fokus terhadap satu subjek, karena harus diakui sulit untuk fokus mendengarkan musiknya saja ketika video klip sinematik yang ditampilkan begitu sayang untuk dilewatkan atau sebaliknya sulit untuk fokus terhadap video klip namun mengacuhkan musik yang mengiringinya.
After all, its big appreciation untuk Reality Club yang berhasil meracik konsep sedemikian serius tanpa ada satu aspek yang dibikin seadannya.
Gimmick yang Sama Seriusnya
Selain konsep album yang digarap serius ternyata Reality Club juga memikirkan hal detail yang juga dikonsepkan secara serius dan hal ini terlihat dari dipilihnya Cinepolis Spark, Senayan sebagai tempat perilisan album ini.
Menyaksikan langsung video klip dari Reality Club di studio bioskop membuat acara perilisan ini menjadi seperti screening sebuah film pendek sebelum tayang di Cannes Film Festival.
Tidak berhenti disitu, bahkan editing yang dilakukan pada video klip juga menggunakan pendekatan sinema dengan menuliskan nama “Reality Club Pictures” sebagai studio ala-ala yang mungkin bisa saja jadi nyata.
Karena pendekatan yang begitu serius ini sampai-sampai gue terkadang lupa kalo ini merupakan video klip hingga berfikir untuk mengkritisi pemeran yang ada pada film yang padahal merupakan personil Reality Club sendiri.
Musik Tetap Jadi Produk Utama
Terlepas dari konsep video klip yang begitu menariknya tetap saja ini merupakan album musik dimana musik tetap menjadi produk utama yang di jual.
Masih mengusung genre yang sama, Reality Club sepertinya mencoba sedikit lebih bereksplorasi pada album ini karena hanya ada beberapa lagu yang terdengar seperti “Arctic Monkeys” yang bisa jadi iya bisa jadi nggak merupakan inspirasi utama Reality Club dalam membuat lagu.
Sisi eksplorasi ini dapat terasa pada lagu Arrowhead Man yang terasa lebih agresif dibandingkan dengan materi Reality Club sebelumnya selain itu masuknya 46-Piece dari Budapest Orchestra juga menambah warna baru pada album ini.
Pada album ini terdapat satu single jagoan yang menurut Faiz selaku vokalis akan menjadi gambaran dari seluruh album ini yaitu “Love Epiphany” yang memiliki arasemen didomniasi oleh permainan piano dengan tema yang membahas cinta dari berbagai perspektif.
Album Paling Serius 2023
Setidaknya sampai bulan ini bisa jadi album ini merupakan album yang digarap sangat serius tahun ini setidaknya sejauh ini karena berhasil menggabungkan musik dan sinema secara serius tanpa ada satu aspek pun yang terkesan menjadi gimmick.
Buat kamu yang penasaran dengan album ini, materi musiknya sudah bisa kamu dengarkan pada tanggal 26 Mei 2023 di platform musik digital tapi untuk videonya akan menyusul secara berkala.
Baca Juga