Setiap 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Adanya hari ini adalah untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya alam.
Ada banyak cara untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya lingkungan. Salah satunya melalui film. Berikut Eventori beri rekomendasi film Indonesia yang membahas tentang lingkungan hidup.
-
Pulau Plastik
Film Pulau Plastik yang disutradarai oleh Dandhy D. Laksono dan Rahung Nasution ini menggabungkan jurnalisme investigasi dan budaya populer untuk menghadirkan pendekatan baru yang menyoroti tentang persoalan polusi sampah plastik yang masih menjadi PR besar Indonesia.
Film ini akan membawa penonton mengikuti perjalanan vokalis band rock Navicula asal Bali, Gede Robi dan ahli biologi dan penjaga sungai asal Jawa Barat, Prigi Arisandi. Keduanya tergerak oleh masalah yang sama, yaitu polusi sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan dan minimnya kebijakan untuk mengatasi krisis tersebut.
Robi dan Prigi pun berusaha mencari dan mengumpulkan bukti tentang sejauh mana masalah sampah plastik yang sebenarnya dihadapi oleh masyarakat. Mereka pun berkeliling Jawa, bertemu dengan pakar, aktivis, hingga melakukan penelitian termasuk pada diri mereka sendiri.
-
Semes7a
Semes7a merupakan film dokumenter yang disutradarai oleh Chairun Nissa dan diproduseri oleh Nicholas Saputra. Beberapa pemeran film ini di antaranya adalah Soraya Cassandra, Marselus Hasan, Agustinus Pius, dan lainnya.
Film ini bercerita tentang tujuh sosok di tujuh provinsi Indonesia yang bergerak memelankan dampak perubahan iklim dengan merawat alam Indonesia atas dorongan agama, kepercayaan dan budaya masing-masing.
Melalui rangkaian kisah tujuh sosok inspiratif ini, penonton diajak berkeliling nusantara dan menikmati kekayaan alamnya, mulai dari titik ujung barat (Aceh) hingga titik ujung timur (Papua) Indonesia.
-
Our Mothers Land
Pada November 2020 lalu, dirilis film dokumenter berjudul Our Mothers Land. Film ini bercerita tentang perjuangan para perempuan penjaga bumi demi keseimbangan alam dan keadilan.
Ada Eva Bande, aktivis perempuan dari Banggai yang sempat dibui, Mama Aleta dari Molo yang mempertahankan tanah Molo dari rencana penambangan. Ada juga Yu Sukinah dari Kendeng yang berjuang melawan Pabrik Semen dan Fawriza Farhan, perempuan penjaga hutan Leuser.
Penulis film ini adalah Febriana Firdaus, yang juga berprofesi sebagai jurnalis. Film yang berdurasi 55 menit ini menyuguhkan wawancara Febri dengan empat tokoh perempuan tersebut, dan dilengkapi video dokumenter tentang perjuangan mereka.