Reuben Nathaniel : ''97 Persen Nggak Cukup, Harus Sampai 100 Persen''

Reuben Nathaniel : ''97 Persen Nggak Cukup, Harus Sampai 100 Persen''

Posted: Jan 22, 2022

Reuben Nathaniel yang dikenal dengan lagu-lagunya bersama The Overtunes, pada tanggal 10 Oktober 2021 akan merilis singgel berjudul ''Wandering Wondering''. Dalam lagu terbarunya ini dirinya berkolaborasi dengan Jason Gabriel Mountario, seorang komposer, penata musik, produser, dan mixing engineer asal Jakarta, yang sangat dikagumi oleh Reuben.

Reuben Nathaniel yang dikenal dengan lagu-lagunya bersama The Overtunes, pada tanggal 10 Oktober 2021 akan merilis singgel berjudul ''Wandering Wondering''. Dalam lagu terbarunya ini dirinya berkolaborasi dengan Jason Gabriel Mountario, seorang komposer, penata musik, produser, dan mixing engineer asal Jakarta, yang sangat dikagumi oleh Reuben.

''Aku ngefans sebenarnya sama musiknya Jason, mungkin pertama kali tau Jason karena dia pernah kolaborasi sama Gerald Situmorang salah satu gitaris yang gue juga ngefans, cuma waktu itu dia lagi kuliah di Amerika,'' ungkap Reuben.

Setelah lama berkontak dan mengagumi karya-karya dari Jason, akhirnya setelah Jason kembali ke Tanah Air, Reuben memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengannya pada tahun 2021 ini.

''Akhirnya baru tahun 2021 ini lah, kesampean kolaborasi setelah nggak terlalu banyak kesempatan. Setelah Jason pulang ke Indonesia akhirnya beneran bisa bikin satu karya ini bareng, dan kolaborasi pertama Wandering Wondering ini,'' sambunya.

Jason pun mengungkapkan bahwa lagu yang dikerjakannya dengan Reuben ini jauh berbeda dari latar belakang pendidikan musiknya, dimana dia mengambil jurusan komposisi aliran musik jazz, dan performer bass.

''Aku ke Berklee College of Music, sempet sekolah disana. Sebenarnya ambil jurusannya juga beda banget sama lagu yang sekarang aku kerjain. Aku di sana ambil jazz composition, and bass performance,'' jelas Jason.

Jason juga menambahkan, bahwa dalam lagu ini dia berusaha untuk membuat semesta yang dapat merepresentasikan ide yang mereka berdua harapkan, dan dapat membuat setiap orang yang mendengar dapat gambaran dari semesta tersebut.

''Dari Reuben nya kan lebih ke arah singer/songwriter doang kan, dan itu masih rough banget draft-nya. Gimana caranya gue bikin lagunya ini ada di universe yang hampa. dan gue pengen banget pas orang denger bisa visualize sesuatu,'' sambung Jason.

Dalam lagu yang akan dirilis bertepatan dengan hari kelahiran dari Reuben ini, Jason menjelaskan bahwa dia memanfaatkan berbagai instrumen yang ada di studionya, dan justru menggunakan alat-alat musiknya yang sudah rusak untuk mendapatkan suara yang dia inginkan.

''Kita itu rekaman semua alat akustik instrumen, tapi in the end gue bisa manipulasi pakai efek-efek tapi tetep efek analog. Di lagu itu yang didengar sebenarnya gitar rusak, terus gue juga main biola yang senarnya udah putus. Pokoknya dari semua alat musik akustik yang ada di studio gue yang bisa gue manfaatin ya gue manfaatin. Gue pengen apa yang ada di kepala gue itu yang coba gue cari, gimana pun caranya,'' jelas Jason.

Reuben pun menambahkan bahwa hal tersebut sesuai dengan visual yang sempat mereka diskusikan di awal pengembangan lagu ini. Mereka memang menginginkan visual bertema rongsokan, dan semakin jelek instrumen yang dimiliki justru membuat lagu ini semakin bagus.

''Lucunya kita dalam lagu ini sering ngomong visualnya ingin bawa ke tempat seperti apa, dulu kita agree ingin bawa ke tempat rongsokan. Malah jadi semakin jelek instrumennya, semakin bagus,'' jelas Reuben.

Dikarenakan oleh keinginan yang jelas membawa arah mereka dalam pembuatan lagu ini, Jason pun mendorong Reuben untuk melakukan semua rekaman tanpa bantuan autotune, dan pengerjaan tuning pun menggunakan piano yang fals, tetapi dengan lihai Jason memadukan semuanya sehingga lagu tersebut secara keseluruhan terdengar harmonis.

''Pokoknya di record ini gue nggak mau pakai autotune sama sekali, gue juga nggak mau tipu-tipu alignment, dan kita juga semuanya itu di tuning pakai piano yang out of tune. Jadi yang kalian dengar itu sebenarnya fals, tapi karena semuanya falsnya sinkron jadinya nggak fals,'' ungkap Jason.

Cerita unik lainnya adalah saat Reuben melakukan rekaman vokal yang bertempat di studio milik Jason, dimana Reuben menghabiskan waktu selama empat hari hanya untuk rekaman vokal.

''Pas recording-nya, Reuben tuh session di rumah gue total empat hari itu cuma take vokal doang dari pagi sampai malam. Pokoknya berpuluh-puluh jam itu cuma vokal doang, mungkin terdengar bodoh ya, pokoknya nggak pakai autotune, nggak pakai ini itu, jadi harus perfect, jadi kendalanya lebih ke arah teknis itunya sih,'' jelas Jason.

Reuben juga berpendapat bahwa dia menikmati proses rekaman tersebut, dimana Jason terus mendorong dirinya untuk melampaui apa yang biasa dia lakukan, dan mencapai kesempurnaan yang mereka harapkan.

''Recording itu seru banget sih, kata-kata yang paling sering kedengeran dari Jason itu, udah 97 persen nggak cukup harus sampai 100 persen, dan kalau 97 persen itu artinya akan dihapus,'' ungkap Reuben.

Writer: Alvin Iqbal
TAGS:Artis / Talent
SHARE
Recommendation Article