“Expectations were like fine pottery. The harder you held them, the more likely they were to crack.” - Brandon Sanderson
Kalau kamu merupakan seorang penikmat drakor maka kecil kemungkinannya kamu tidak tau film asal Korea Selatan yang berjudul Hello Ghost yang dirilis pada tahun 2010.
Film yang bercerita tentang seorang pemuda depresif yang mencoba bunuh diri namun gagal dan saat terbangun ia bertemu dengan 4 sosok hantu yang mengikutinya kemanapun ia pergi dan tidak mau beranjak jika permintaannya tidak dikabulkan.
Hello Ghost begitu terkenal di Korea Selatan bahkan mungkin seluruh dunia, termasuk Indonesia karena memiliki jalan cerita yang kocak tapi dengan ending yang membagongkan.
Karena kesuksesannya maka tidak mengherankan jika Falcon Pictures tertarik untuk me-remake film ini kedalam versi Indonesia dimana film ini akan diperankan oleh para pemain Indonesia dengan sentuhan budaya Indonesia.
Film yang baru saja tayang di bioskop pada tanggal 11 Mei 2023 ini mungkin bisa jadi watchlist kamu di weekend nanti tapi sebelum nonton mending kamu baca dulu deh review ini biar ekspektasi kamu ga ketinggian.
Review Hello Ghost Versi Indonesia
Jika kamu pernah menonton Hello Ghost versi Korea Selatan maka otomatis kamu pasti punya ekspektasi yang cukup tinggi terhadap film ini karena memang harus diakui versi asli dari Hello Ghost memang sebagus itu.
Tapi, saran aja sih nih mending ekspektasi tentang film ini ditinggal dulu deh karena sumber kekecewaan terbesar adalah ekspektasi dan kenapa hal itu harus ditinggalkan akan dibeberkan pada artikel ini.
1. Alur
Tanpa berusaha melakukan spoiler terlalu banyak, film ini mengambil alur cerita yang bisa dibilang hampir sama dengan Hello Ghost yang asli namun tentu dengan beberapa perubahan yang menyesuaikan dengan kalcer lokal Indonesia.
Tapi sayangnya perubahan-perubahan ini tidak tereksekusi dengan sangat baik sehingga lepas dari emosi yang dibangun pada scene versi aslinya.
Sehingga menaruh ekspektasi dan berusaha membandingkan versi film ini dengan versi aslinya adalah hal yang salah dan membuat film ini seakan kehilangan “nyawanya”.
Tapi beruntung bagian terpenting pada film yang berada di ending dapat tereksekusi dengan baik sehingga kita masih dapat merasakan ending membagongkan yang sama ketika pertama kali menonton film aslinya.
2. Sinematografi
Entah diskusi kreatif seperti apa yang terjadi di belakang layar yang membuat keputusan untuk menampilkan film ini dengan grading yang mayoritas kuning.
Karena color grading ini, kita seakan menonton film peperangan hollywood yang berlatar di timur tengah namun bedanya di film ini yang ditembakan bukanlah peluru tapi jokes yang kesannya tidak begitu nyambung dengan color grading yang dipilih.
Beruntungnya dari segi framing film ini berhasil mengeksekusi dengan baik meski ada beberapa scene yang pengambilan gambarnya cukup janggal.
3. Karakter
Ternyata upaya onad untuk mencukur habis jenggot dan menambah berat badannya belum cukup untuk melepaskan karakter aslinya yang sudah kadung melekat pada dirinya.
Hal ini juga turut dibuktikan dengan karakter utama yang ia mainkan pada film Hello Ghost ini dimana Onad masih sering kelabakan mendalami perannya terutama ketika scene yang mana ia dirasuki oleh sosok hantu yang mengikutinya.
Selain itu chemistry antara Onad dan Enzy terasa kurang terbentuk di film ini, atau mungkin karena mereka berdua sering bercanda bareng kali ya jadi pas kita ngeliat mereka romantis jadi aga aneh gitu.
4. Scoring
Scoring merupakan salah satu aspek yang penting untuk membangun sebuah perasaan dalam cerita tapi sial film ini terlalu berusaha untuk mengisi setiap ruang kosong pada film sehingga menciptakan nuansa yang “penuh” dalam arti yang kureng.
Overall, secara film sebenarnya film remake Hello Ghost ini tetap menjadi tayangan yang menarik untuk ditonton dan bagus-bagus saja.
Tapi sayang ekspektasi yang diharapkan pada film ini melebihi dari apa yang ditawarkan sehingga banyak aspek yang sebenarnya tidak terlalu signifikan menjadi begitu berpengaruh di film ini.
Jadi buat kamu yang pengen nonton film ini buat hiburan sebenarnya film ini sih bisa masuk rekomendasi tapi jangan pake ekspektasi ya!.