Merilis karya adalah bagian perjalanan sebuah musisi ataupun band dalam bermusik. Hal tersebut bertujuan untuk memperkenalkan karya mereka pada khalayak luas. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada, banyak sekali tipe-tipe rilisan di pasaran.
Kali ini, Eventori mau ngasih tau kalian beberapa model rilisan yang ada dalam industri musik
Single
Rilisan ini paling umum digunakan oleh para musisi. Single hanya berisikan satu lagu, yang kemudian kumpulan single tersebut disatukan untuk merilis EP/album. Hal tersebut bukanlah patokan, tak jarang musisi yang menahan single mereka untuk dibuatkan rilisan lengkap. Pendistribusian single biasanya ditemukan dengan format digital.
EP
Sebelumnya sudah disinggung masalah EP (Extended Play) adalah sebuah langkah lanjutan setelah single. EP berisikan empat sampai lima single dengan durasi yang terbilang terbatas ini membuat EP belum bisa disebut album.
Album
Bentuk terusan dari EP atau biasa dikenal LP (Long Playing). Album sudah seperti pembukti bagi perjalanan para musisi. Dalam format fisik, album biasanya berbentuk CD, kaset pita, bahkan piringan hitam.
Album Kompilasi
Album kompilasi pasti hadir pada setiap tahunnya di Indonesia. Album ini dibuat dengan tujuan mendokumentasikan kejadian di sekitar mereka. Contoh album kompilasi dari skena musik lokal yaitu Pesta Rap Vol. 1 (1995, Musica Studios), New Generation Calling (2003, Spills Record), dan Dentum Dansa Bawah Tanah (2016, Pepaya Records x Studiorama), dan lainnya.
Tipe rilisan di atas dapat kalian temui dalam bentuk fisik maupun digital. Dalam bentuk fisik, biasanya rilisan berbentuk kaset, CD, ataupun vinyl. Beda dengan rilisan fisik, rilisan digital lebih mudah kita temui sekarang, contohnya YouTube, Joox, dan Spotify.
Apapun bentuk rilisannya, jangan sampai beli yang bajakan, nanti idola kamu ga dapet apa-apa dari hasil karya mereka. Ayo dukung musisi Indonesia dengan membeli dan menikmati karya orisinil mereka.