Dalam program Talentalks yang tayang pada 3 September 2021, Indi Arisa mengajak kita untuk mengenal berbagai talenta muda berbakat Tanah Air. Bukan hanya berbakat, mereka juga turut memperkenalkan berbagai budaya yang ada di Indonesia.
Talenta tersebut adalah Rizky Hauteas yang memainkan sasando, alat musik petik tradisional dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, Manshur Praditya dengan angklung dan Swargaloka yang giat mengadakan berbagai lakon dan tari dengan nuansa budaya yang kental.
Bagi Rizky, sasando bukanlah sekadar alat musik, melainkan warisan budaya leluhur.
''Bedanya dengan alat musik lain yaitu, kalo dibandingkan dengan alat musik Barat atau alat musik lain, urutan nada atau pemakaian nada lebih terbatas,'' sambung Rizky
Sasando awalnya merupakan alat musik pengiring ritual adat. Seiring dengan perkembangan zaman, alat musik ini pun ikut dikembangkan untuk dapat memainkan lagu-lagu terkini.
''Dulu kan dibentuk untuk dipakai ritual adat atau mengiringi nyanyian-nyanyian adat, nah kesininya baru dikembangkan untuk bisa memainkan lagu pop, lagu Indonesia atau lagu adat itu sendiri,'' jelas Rizky
Setelah berbincang hangat dengan Rizky, acara Talentalks kemudian berlanjut kepada talent berbakat lainnya, yaitu Swargaloka, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang budaya sebagai dasar dalam berkesenian.
Swargaloka berdiri sebagai sanggar seni pada 1997, didirikan oleh Suryandoro dan Dewi Lestari dengan tujuan mewadahi kreativitas dan menciptakan lapangan kerja untuk para seniman.
Dalam program Talentalks ini, Ara, salah satu pengurus dari Swargaloka, menyampaikan beberapa kesulitan dalam mempelajari tari tradisional, yaitu bagaimana seorang penari harus mengkoordinasikan seluruh bagian tubuhnya dalam membawakan tari tradisional.
''Kalo tari tradisional kita lebih mengandalkan koordinasi, antara kepala tangan dan kaki. Itu yang menjadi tingkat kesulitan mempelajari tari tradisional,'' ungkap Ara
Tetapi walaupun demikian, Ara juga memberikan tips bagi siapapun yang berniat untuk mempelajari tradisional ialah harus percaya diri, dan untuk tidak takut dalam mempelajari seni tradisi.
Swargaloka sendiri telah beberapa kali membuat pertunjukan virtual, dengan membawa pertunjukan ''drayang'' (drama wayang) yang dikembangkan dari wayang orang. Drayang sendiri menggunakan bahasa Indonesia dengan harapan menjadi jembatan untuk masyarakat yang tidak mengerti bahasa Jawa agar memahami nilai-nilai yang ada pada kisah pewayangan Indonesia.
Setelah ditutup dengan tarian dari Swargaloka, acara Talentalks ini kembali menghadirkan talenta muda lainnya yaitu Manshur yang sudah dikenal di berbagai acara sebagai pemain alat musik tradisional angklung. Dia juga banyak dikenal di sosial media dengan memainkan angklung yang dipadukan dengan berbagai musik serta lagu modern.
Manshur dengan tegas menekankan bahwa bagi para seniman tradisional terutama di ranah musik, mereka harus selalu mengikuti perkembangan dan beradaptasi baik secara manajemen maupun digital agar dapat meraih kesuksesan.
''Kita musik tradisional harus bisa upgrade, kita senimannya harus bisa upgrade, mulai dari skill, attitude, management, marketing, semuanya harus dibuat sedemikian rupa. Saya ada manajer, saya ada videografer dan kita kemas media sosial, kita buat konten, kita buat satu gebrakan, dan alhamdulillah viral,'' jelas Manshur