Di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Sandhy Sondoro termasuk salah satu penyanyi yang menerapkan imbauan pemerintah untuk tetap di rumah saja, demi memutus rantai penyebaran virus corona di Tanah Air.
Selama berada di rumah saja, pria berumur 46 tahun ini memanfaatkan kesempatan itu dengan baik. Salah satunya adalah menjadi lebih kreatif dalam membuat lagu.
''Pandemi ini banyak membuat keuntungan buat saya. Saya banyak buat lagu, instrumen, saya deket sama gitar,'' ucap Sandhy dalam Konferensi Pers Konser 75 Suara Perjuangan.
''Biasanya, punya waktu sedikit untuk gitar saya, saya hanya beli, terus jarang mainin gitar, biasanya gitar saya taruh di studio. Di saat di rumah, lebih sering latihan, tiba-tiba banyak inspirasi nulis lagu,'' sambungnya.
Pelantun lagu ''Malam Biru'' ini juga menjadi kreatif dalam melakukan kegiatan lainnya selain bermusik. Bagi Sandhy, tetap diberi kesehatan di tengah pandemi ini adalah suatu anugerah.
''Jadi banyak melakukan eksperimen, karena saya sendiri di rumah, saya kerjakan semua sendiri. Masak juga jadi kreatif, dinikmati saja. Intinya, saya paling utama adalah bersyukur saya sehat, keluarga terdekat sehat, tetangga juga sehat semua,'' katanya.
Semenjak PSBB dikendorkan, pria kelahiran Jakarta ini mulai tampil lagi di depan publik. Bahkan, dia terbang ke luar negeri untuk bernyanyi di sana.
''Saya pertengahan Juni ke Berlin, Jerman. Saya harus ke sana mau enggak mau ikut ambil swab test dulu. Terus, terbang ke Berlin, karantina mandiri di apartemen 14 hari. Sebelum terbang ke sini (Jakarta), swab lagi dan setelah itu karantina mandiri,'' pungkas Sandhy.
Lantas, apa tantangan yang dihadapi oleh Sandhy Sondoro di tengah merebaknya COVID-19?
''Tantangannya adalah di mana kita bisa menolong diri kita sendiri dan orang lain demi kemanusiaan. Saling bantu membantu,'' pungkas Sandhy.