''Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas'' Pengalaman Beringas yang Tak Boleh Dilewatkan

''Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas'' Pengalaman Beringas yang Tak Boleh Dilewatkan

Posted: Jan 22, 2022

Film karya Edwin yaitu “Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas” memang sedang ramai diperbincangkan, terutama untuk para pecinta film Indonesia. Bagaimana tidak film yang diangkat dari novel karya Eka Kurniawan ini berhasil mendapatkan salah satu penghargaan bergengsi yaitu Golden Leopard pada ajang Locarno Film Festival 2021.

Film karya Edwin yaitu “Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas” memang sedang ramai diperbincangkan, terutama untuk para pecinta film Indonesia. Bagaimana tidak film yang diangkat dari novel karya Eka Kurniawan ini berhasil mendapatkan salah satu penghargaan bergengsi yaitu Golden Leopard pada ajang Locarno Film Festival 2021.

Terkait penghargaan tersebut, produser dari film “Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas” yaitu Meiske Taurisia atau kerap disapa Dede menjelaskan bahwa Golden Leopard merupakan pencapaian yang sangat penting bagi industri perfilman Indonesia.

Mengapa demikian? Karena menurut Dede, film ini merupakan film pertama yang berhasil mendapatkan piala utama (Major Awards) dalam kompetisi utama (Main Competition) di festival film dunia yang terakreditasi FIAPF (Fédération Internationale des Associations de Producteurs de Films) atau biasa disebut dengan A-list Film Festival.

Prestasi yang tinggi tersebut dihasilkan dengan mencoba menyentil perilaku serta budaya patriarki dan machismo yang ada di Indonesia. Berlatarkan era 80-an, film ini mampu menimbulkan rasa nostalgia sekaligus membuka kenangan lama bahwa kita pernah berada di era yang kelam.

“Melihat kembali isu kekerasan di Indonesia tahun 80-an, ternyata masih relevan hingga sekarang membuatnya penting untuk refleksi pada diri kita masing-masing, jangan sampai kita kembali ke masa itu,” jelas Dede.

Dede juga menambahkan bahwa film ini adalah salah satu film yang memiliki perjalanan sinematik yang unik untuk disaksikan, menggabungkan berbagai genre yang tergabung menjadi satu sehingga menciptakan kejutan dan berbagai ekspresi setelah menonton.

“Isu yang tidak main-main (mendalam dan serius) namun divisualisasikan dalam sebuah tontonan yang menghibur. Menghibur karena melibatkan kombinasi genre seperti drama cinta, aksi/laga balas dendam, dan mistis, semua bergabung jadi satu. Melebihi roller coaster, mungkin seperti arung jeram. Kejujuran dalam bentuk kekerasan dan trauma sebagai bahasa visual menciptakan kejutan, efek shock, yang diterjemahkan menjadi berbagai ekspresi pasca menonton,” jelas Dede.

Selain mendapatkan apresiasi dari ajang global, film ini juga mendapatkan sambutan baik dari para sineas di Tanah Air, sebut saja Joko Anwar, Riri Riza, dan Ernest Prakasa menjadi salah satu dari banyak yang mengapresiasi film yang dibintangi oleh Marthino Lio dan Ladya Cheryl ini.

Edwin menjelaskan bahwa film ini adalah salah satu pemicu yang disuguhkannya, agar orang-orang mulai berani berbicara dan mengangkat isu-isu yang nyata ada di depan mata. Bukan untuk menggurui, namun untuk membuka pintu obrolan terkait masalah machismo dan patriarki.Edwin menjelaskan bahwa film ini adalah salah satu pemicu yang disuguhkannya, agar orang-orang mulai berani berbicara dan mengangkat isu-isu yang nyata ada di depan mata. Bukan untuk menggurui, namun untuk membuka pintu obrolan terkait masalah machismo dan patriarki.

Film “Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas” sudah dapat disaksikan di bioskop sejak 2 Desember 2021 dan sangat layak untuk ditonton untuk yang berusia diatas 18 tahun, karena film ini mampu mengangkat isu yang tidak main-main, menampilkan pengalaman sinematik yang menghibur dan beringas.

Writer: Alvin Iqbal
TAGS:Artis / Talent
SHARE
Recommendation Article