Dalam merayakan hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada tanggal 10 November, Festival Film Indonesia (FFI) mengajukan kepada Presiden Joko Widodo untuk menobatkan bapak perfilman Indonesia yaitu Haji Usmar Ismail sebagai Pahlawan Nasional.
''Dukungan penuh Komite FFI terhadap usulan Bapak Haji Usmar Ismail, sebagai Pahlawan Nasional di bidang kebudayaan,'' jelas Reza Rahadian selaku Ketua Komite FFI.
Bukan hanya sampai di sana, FFI juga sengaja menempatkan perhelatan Malam Anugerah Piala Citra pada tanggal 10 November, sebagai bentuk hormat mereka kepada Haji Usmar Ismail.
''Apalagi memang FFI sengaja memilih tanggal 10 November sebagai perhelatan malam puncak menjadi bentuk hormat kami, kepada bapak perfilman Indonesia yaitu H. Usmar Ismail,'' ungkap Reza.
Pemberian gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden
Usulan tersebut pun akhirnya dikabulkan oleh Presiden Joko Widodo, dimana pada Hari Pahlawan tahun ini dirinya memberikan gelar Pahlawan Nasional, di Istana Merdeka kepada empat tokoh bangsa yang akan selalu dikenang jasanya.
''Tepat di Hari Pahlawan ini, empat tokoh bangsa mendapatkan anugerah gelar Pahlawan Nasional, yang saya sampaikan di Istana Merdeka. Mereka semua telah berpulang, tapi jasa-jasa mereka dalam perjuangan merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan, serta mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa tetap kita kenang,'' tulis Presiden Joko Widodo dalam Instagram resminya.
Bapak Presiden kemudian menjelaskan juga bahwa keempat tokoh bangsat tersebut adalah almarhum Tombolotutu, almarhum Sultan Aji Muhammad Idris, almarhum Haji Usmar Ismail, dan almarhum Raden Aria Wangsakara.
''Mereka adalah almarhum Tombolotutu dari Sulawesi Tengah, almarhum Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur, almarhum Haji Usmar Ismail dari DKI Jakarta, dan almarhum Raden Aria Wangsakara dari Banten,'' jelas Joko Widodo.
Sumber: https://www.instagram.com/p/CWFSfPEv39D/
Pandangan FFI tentang penobatan tersebut
Mendengar kabar tersebut, Festival FIlm Indonesia langsung memberikan pernyataannya, dengan menceritakan bahwa penobatan ini merupakan usaha bersama para pecinta film di Indonesia.
''Rabu, 10 November 2021, tepat pada peringatan Hari Pahlawan. Usmar Ismail, Bapak Perfilman Indonesia, resmi dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Jokowi. Penobatan ini, merupakan buah dari usaha bersama para pecinta film Indonesia yang ingin menjadikan Usmar Ismail sebagai pahlawan nasional,'' Tulis Festival Film Indonesia dalam Instagram resminya.
Dalam unggahan tersebut, FFI juga menjelaskan bahwa gelar pahlawan ini memang pantas didapatkan oleh Usmar Ismail. Karena beliau dianggap salah satu tokoh perjuangan besar dalam memajukan perfilman di Indonesia. Dengan penobatan ini pula Usmar Ismail menjadi Pahlawan Nasional pertama yang datang dari dunia seni.
''Gelar pahlawan nasional adalah sesuatu yang memang pantas didapatkan oleh Usmar Ismail, mengingat perjuangan besarnya dalam memajukan perfilman Indonesia yang begitu menginspirasi. Dengan ini, Usmar Ismail juga menjadi Pahlawan Nasional pertama dari dunia seni. Mari kita sambut penobatan ini dengan suka cita! Semoga akan terus tumbuh Usmar-Usmar muda di setiap generasi perfilman Indonesia,'' jelas Festival Film Indonesia.
Sumber: https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/usmar-ismail
Siapakah Usmar Ismail?
Usmar Ismail memang dikenal oleh banyak orang sebagai salah satu nama gedung yang ada di Jakarta, lebih tepatnya adalah Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail. Namun banyak yang tidak mengetahui siapa sebenarnya Usmar Ismail.
Jika mengutip dari situs resmi Balai Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Usmar Ismail merupakan pelopor drama modern di Tanah Air dan juga merupakan Bapak Film Indonesia.
Karya-karya dari Usmar Ismail di bidang perfilman adalah antara lain, ''Darah dan Doa'' (1950), ''Enam jam di Yogya'' (1951), ''Dosa Tak Berampun'' (1951), ''Krisis'' (1953), ''Kafedo'' (1953) ''Lewat Jam malam'' (1954), ''Tiga Dara'' (1955), dan ''Pejuang'' (1960).