Yuhu! Welcome to an honest review by me. Lemme review the newest release from Elephant Kind, EP Superblue. Thank you!
Elephant Kind baru aja rilis mini album a.k.a EP berjudul Superblue. Ini jadi rilisan album pertamanya setelah hijrah ke Inggris. Hal ini jadi menarik, seperti apa rilisan terbaru mereka.
Sejujurnya, waktu pertama kali dengerin EP ini hanya satu yang bisa gue rasain; rasa sedih. Ini berasa banget dibanding album sebelumnya yang masih ada unsur ‘centil’ dan happy. Tapi satu point yang gue suka banget di EP mereka, yaitu audio quality.
Vocal Lebih Clear
Sosok Bam Mastro, vokalis Elephant Kind. Sumber: USS
Vocal Bam Mastro di EP Superblue ini terasa lebih di depan. Ini kalau di-compare sama album-album sebelumnya ya. Terus, nggak terlalu roomy gitu soundnya, jadi masih dapat detail tiap ornamennya.
Di track ketiga berjudul Lately, nuansa pop dengan sentuhan vocal Bam Mastro yang sejujurnya mirip dengan Michael Jackson ini bikin gue kaget. Terus, aransemennya juga on point dan saling ngisi gitu. Salah satu track favorit gue di EP ini.
So, ini jadi point plus juga sih, apalagi untuk orang-orang yang ingin lebih jelas ngedengerin lirik yang dibawakan Bam Mastro as a vocalist
Bukan Bam Mastro-centrist
Ini salah satu hal yang paling berasa. Elephant Kind yang sekarang dengan EP Superblue rasanya udah band banget. Mungkin ini hasil dari turun tangannya semua personil ya dalam proses kreatif. Gitu sih kalau yang ditulis di press release-nya.
Tapi yang gue salut sama rilisan ini, Elephant Kind tuh berhasil bikin musik yang kalau divisualkan emang blue banget. Sedih, murung dan kesendiriannya dapet. Mulai dari aransemen, pemilihan ornamen-ornamen sampai sound yang dipilih. Ini wajib gue apresiasi sih!
Musik yang Sangat Sintetis
Sejujurnya, ada rasa kecewa sedikit ketika mendengarkan EP Superblue. Terlalu sintetis menurut gue. Jadi, rasa organiknya tuh nggak ada. Tapi gue masih bisa mewajarkan karena mungkin ini langkah baru yang diambil Elephant Kind.
Pertanyaan gue selanjutnya adalah, bagaimana cara mereka untuk bertanggung jawab atas EP ini jika main secara live. Menarik mungkin jika Elephant Kind masuk sebagai line up di salah satu festival musik Indonesia.
Kesimpulannya, EP terbaru mereka gue bisa bilang jadi terobosan besar untuk Elephant Kind. Setidaknya. mereka berhasil membuat musiknya lebih ‘bule’ dengan pemilihan sound dan komposisi. Tapi, gue belum bisa bilang ini adalah rilisan terbaik dari mereka, but gue sebagai pendengar cukup puas dengan hasilnya.
Overall…
Audio: 9/10
Seperti yang udah gue mention di awal, EP milik Elephant Kind ini melakukan improvement yang luar biasa dari segi audio. Gue bisa banget denger semua detailnya dengan jelas. Nggak ‘ngumpul’ gitu. Selain gue denger di headphone dan speaker monitor, gue coba dengar di mono speaker dan hasilnya juga enak. Nice deh audionya.
Arrangement: 7,5/10
Sejujurnya di tiap lagunya gue merasa nggak ada hook atau sesuatu yang anthemic gitu. Tapi disclaimer ya ini tuh preference pribadi. Mungkin kalau ada part yang nge-hook banget gue bakal bilang Elephant Kind adalah the hooky boys HAHAHA. Ya tapi mungkin karena mood lagunya yang blue banget, jadi emang pendengar di bawa ngalir aja untuk dengerin track per track.
Feel: 8/10
Untuk feel, gue bisa merasakan apa yang ingin disampaikan Elephant Kind lewat EP Superblue ini. Kesedihan dan kesendirian berasa banget. Lagi-lagi menurut gue pribadi ya. Satu lagi, gue bisa memvisualkan track pert track di EP ini dengan cukup baik. Jadi, gue rasa mereka berhasil mempermainkan mood dan feel gue ketika dengerin EP mereka. Nice!
Lyrics: 8/10
Nggak ada yang ngeraguin Elephant Kind kalau bikin lagu yang liriknya bahasa Inggris. Pemilihan diksinya bagus-bagus. Gue no comment deh kalau ini…