Nama grup band Svmmerdose mungkin tak terdengar asing di antara anak-anak muda kini. Meski baru terbentuk sejak 2017 lalu, band yang terdiri dari Iqbaal Ramadhan (bas) dan Tarapti Rinrin (vokalis) berhasil menuai kesuksesan dalam waktu yang relatif singkat.
Ditemui setelah latihan menjelang konser ''Don't Fall in Love with Me'' mereka pada Selasa lalu, Iqbal dan Rinrin bercerita bahwa awalnya mereka hanya iseng-iseng membuat band. ''Waktu itu, aku masih sekolah di Amerika, Rinrin masih SMA di Bogor,'' kata Iqbal, ''awalnya, belum dengan Rinrin, tapi dengan eks gitaris kami, Agy. Sampai akhirnya Agy bilang, ''Eh, gimana kalau kita ajak Rinrin aja, dia bisa vokalis cewek.'' Awalnya, itu kayak enggak sesuai dengan konsep yang ada di pikiranku. Cuma lama-kelamaan, aku pikir enggak ada salahnya juga karena niatnya memang untuk having fun aja.''
Svmmerdose pertama kali merilis single berjudul ''Independent'' pada Desember 2017. Sejak itu, grup yang sempat menjadi pembuka konser Lany pada Agustus 2019 lalu itu mulai populer dan memiliki banyak penggemar. Debut ''Independent'' mereka bahkan berhasil duduki Indonesia Viral 50 di Spotify.
''Setelah kami merilis ''Independent'', lagu itu dikenal orang karena masuk ke banyak playlist digital streaming platform,'' kata Iqbal.
''Terutama di Taiwan,'' kata Rinrin menimpali.
Menurut Iqbal, karena saat itu dia masih bersekolah di Amerika, pendengar lagu mereka di Negeri Paman Sam pun lumayan banyak. ''Artwork-nya ''Independent'' pun itu dibuat oleh temanku dari Kanada. Lalu, dia juga mempromosikan ke teman-temannya di Kanada. Nah, dari situ lagu Svmmerdose masuk ke playlist-playlist luar, tanpa mereka tahu bahwa kami ini band Indonesia,'' katanya dengan antusias.
Dari luar negeri, Svmmerdose baru masuk pasar Indonesia setelah AMI Awards memasukkan lagu band itu ke dalam rekomendasi playlist mereka. ''AMI Awards setiap bulannya membuat semacam recommended playlist, dan lagu kami masuk, dan dari situ diputar di Prambors,'' kata Iqbal kepada tim Eventori.
Ketika diputar di Prambors, menurut Rinrin, si penyiar awalnya pun tidak tahu bahwa lagu yang mereka putar itu adalah lagu band Indonesia. ''Begitu mereka tahu ternyata anggota band ini orang Indonesia, mereka syok,'' ujarnya sambil tertawa.
Meski begitu, baik Iqbal maupun Rinrin, keduanya mengaku pada awalnya sama sekali tidak punya strategi untuk memasarkan lagu mereka. Iqbal dan Rinrin bercerita, mereka hanya memanfaatkan media sosial untuk membagikan lagu mereka supaya bisa didengar orang-orang. ''Awalnya, kami cuma band anak SMA yang cuek. Kami enggak punya strategi apa-apa, jadi '' kami cuma cuma upload musik di Instagram, Facebook '','' kata Iqbal.
''Dari awal, kami memang mau buat musik, mau menceritakan pengalaman, bukan untuk '' (menargetkan) harus masuk pasar musik dalam negeri, supaya dikenal, enggak begitu '','' kata Rinrin yang kini tengah menempuh semester IV di Universitas Indonesia. Ia menambahkan, mereka memang senang membuat musik dan semangat itu yang ingin mereka bagikan kepada para pendengar mereka.
Svmmerdose awalnya tak beranggotakan dua orang, melainkan bertiga. Namun, sang gitaris, Agy, mengumumkan untuk keluar dari band tersebut pada Oktober lalu dengan alasan mengejar impian dan cita-citanya. Menyisakan Iqbaal dan Rinrin dan tetap melanjutkan untuk berkarya. Memasuki 2020, Svmmerdose menggelar konser pertama mereka yang bertajuk ''Don't Fall in Love with Me Tour 2020''.
Digelar di lima kota, pemilihan kota yang akan mereka sambangi itu dilakukan berdasarkan jumlah pendengar tertinggi musik mereka melalui data yang dikumpulkan tim manajemen.
Konser pembuka digelar di Jakarta, Sabtu (15/2) kemarin di The Pallas, Senayan, Jakarta Pusat. Tak hanya menghadirkan Iqbaal dan Rinrin, Svmmerdose juga berkolaborasi dengan tiga musisi untuk membawakan beberapa lagu, seperti Teza Sumendra, RL KLAV, Baila Fauri dan Bam Mastro.