Swargaloka Tampilkan Tari Kontemporer Bertajuk "Metamorfosa"

Swargaloka Tampilkan Tari Kontemporer Bertajuk "Metamorfosa"

Posted: Jan 22, 2022

-

Komunitas Swargaloka menampilkan pentas tari berjudul ''Metamorfosa''. Karya ini merupakan proyek tugas akhir mahasiswa London School of Public Relation Jakarta, yang juga merupakan koreografer peraih muri tahun 2013 dan penghargaan anugerah kebudayaan dari Mendikbud pada 2015, yaitu Bathara Saverigadi Dewandoro.

Lewat karya ini, Bathara ingin bercerita tentang perjalanan tubuh penari dalam memahami aspek kepenarian atau teknik menari untuk dapat menyampaikan pesan kepada penonton.

Melalui karya ini, Bathara ingin penonton beropini tentang proses komunikasi yang ideal antara koreografer, penari, dan penikmat tari, tulis keterangan pers yang diterima Eventori.

Melalui karya ini juga koreografer ingin menyampaikan tentang bagaimana manusia tidak lupa dari mana berasal.

Karya ini berdurasi 50 menit, dan proses latihan telah dijalani selama 12 kali pertemuan dengan durasi latihan 3 sampai 6 Jam. Bentuk penyajian karya ini adalah tari Kontemporer.

Penari dalam karya ini adalah Yani Wulandari, Chikal Mutiara Diar, Bathari Putri Surya Dewi, Saida Adiningtya Putri, Aisyah Nuraini Iqroina, Raihan Kamil, Dhanurwenda Kintaka Hastra, Abdul Malik Siregar, Gentur Duta Pratama.

Penata Rias busana dari karya ini adalah Denta Sepdwiansyah Pinandito mahasiswa ISI Yogyakarta jurusan tari. Musik dari karya ini digarap oleh Bagaskoro Putro Dewandoro yang merupakan kakak dari Bathara yang juga telah banyak melahirkan karya karya musik tari untuk perlombaan dan ujian mahasiswa.

Pemilihan penari dipilih berdasarkan pertimbangan fisik, pengalaman berkesenian, pengalaman bekerjasama dengan koreografer, dan keunikan yang dimiliki masing-masing penari, jelasnya.

Karya ini dipergelarkan pada 9 April 2021 pukul 19.00 WIB berlokasi di Anjungan Jawa Timur Taman Mini Indonesia Indah, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Alasan dipilihnya lokasi pergelaran tersebut adalah karena tempat itu memiliki nilai historis bagi koreografer. Dari tempat inilah ia banyak belajar bagaimana menjadi penari yang selalu tampil maksimal.

 
 
 
 
Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Komunitas
SHARE
Recommendation Article