Talentori Agi Agustian, Gitaris Asal Yogyakarta yang Pernah Menjadi Pembuka Konser Sungha Jung

Talentori Agi Agustian, Gitaris Asal Yogyakarta yang Pernah Menjadi Pembuka Konser Sungha Jung

Posted: Jan 22, 2022

-

Agi Agustian merupakan salah satu talent Eventori asal Yogyakarta yang merupakan seorang gitaris. Dia pertama kali belajar gitar saat berusia 5 tahun. Namun setelah itu, dia lebih banyak belajar gitar.

Setelah pindah ke Yogyakarta untuk berkuliah, Agi mulai beralih ke gitar, khususnya acoustic fingerstyle. Dia belajar dari berbagai sumber, mulai dari menonton YouTube, membaca artikel, serta ikut Indonesian Fingerstyle Guitar Community (IFGC).�

''Kisah menarik selama menjadi gitaris pastinya dari proses belajarnya. Sampai sekarang yang bikin saya semangat buat belajar terus, karena saya sangat menikmati prosesnya itu, banyak hal yang masih harus saya pelajari soal gitar,'' ucap Agi dalam wawancara dengan Eventori.

Kata Agi, fingerstyle guitar bukan hanya sekedar memetik, melainkan bisa menggabungkan beberapa elemen seperti bass, rhytm, melodi, bahkan percussive secara bersamaan dalam satu instrumen.

''Selain itu yang menarik selama saya mempelajari fingerstyle, ternyata akustik gitar ini bisa dimainkan secara percussive dan itu sangat beragam cara memainkannya. Banyak teknik yang saya pelajari, dan selebihnya saya eksplorasi dari teknik-teknik yang saya pelajari,'' ungkap Agi.

Musisi yang menjadi inspirasi bagi Agi di antaranya adalah Michael Hedges, Pierre Bensusan, Kotaro Oshio, Masaaki Kishibe, Andy Mckee, Eric Mongrain, Mike Dawes, Petteri Sariola, dan masih banyak lagi.

Agi merasa bangga saat dia menjadi juara pertama Folk Guitar Festival Yamaha Musik Indonesia di Yogyakarta pada 2016. Karyanya juga masuk dalam album Seventh String Sonority (Indonesian Fingerstyle Album Compilation 2016).

Selain itu, Agi juga pernah menjadi penampilan pembuka konser musisi akustik gitar jari asal Korea Selatan, Sungha Jung. Konser tersebut diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta pada November 2014.

Menjadi gitaris khususnya instrumental, dirasa lumayan berat bagi Agi. Sebab, masih sangat sedikit penikmatnya di Indonesia.

�Apresiasi terhadap karya gitar masih minim, hanya dikalangan tertentu saja. Tapi, justru itu yang menjadi harapan ke depan agar karya-karya instrumental bisa lebih diterima di masyarakat umum,� ujar Agi.

�Semoga karya musisi-musisi instrumentalist baik itu gitar atau pun instrument lain, bisa lebih diterima dan menjadi ekosistem baru di bidang musik,� sambungnya.

Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Artis / Talent
SHARE
Recommendation Article