Merebaknya virus corona di Indonesia memberikan dampak yang cukup besar ke berbagai sektor, salah satunya adalah industri hiburan. Mulai dari syuting hingga konser musik pun ditunda, bahkan ada juga yang dibatalkan.
Salah satu konser yang batal digelar pada 2020 yaitu Raisa Live in Concert. Seharusnya, konser tersebut dilaksanakan pada November mendatang. Selain itu, salah satu festival musik yang seharusnya digelar secara langsung, menjadi dilaksanakan secara online adalah We The Fest.
Sementara itu, salah satu film yang mengalami penundaan jadwal tayang di bioskop adalah ''Guru-guru Gokil''. Lantaran masih belum pasti kapan bioskop akan dibuka, akhirnya film yang dibintangi Dian Sastrowardoyo itu ditayangkan di layanan streaming Netflix.
Nanda Persada selaku Ketua Ikatan Manajer Artis Indonesia (IMARINDO), mengatakan bahwa terdapat cukup banyak seniman yang tidak siap menghadapi situasi dan kondisi yang timbulkan dari dampak pandemi COVID-19.
''Ketika mereka artis dan seniman yang cuma biasa dengan berkarya lewat seni, mereka enggak siap dengan situasi ini, mereka enggak ada yang biasa bisnis,'' ucap Nanda dalam Hot Talk Katadata, Shttps://storage.googleapis.com/prod-st-core/public/eventmagz-old/img_1600671290.pngabtu (19/9).
Menurut Nanda, artis yang bisa selamat dari situasi ini adalah mereka yang sudah mengembangkan media sosialnya. Agar bisa tetap bertahan, kini banyak artis yang mulai menggeluti dunia digital.
''YouTube channel subscribers sudah tinggi, aman terkendali. Tapi, itu enggak banyak. Yang lain sebagian besar baru menyadari bahwa ada kue di situ. Baru lah pontang panting mereka men-develop itu,'' tutur Nanda.
Dengan adanya pandemi ini, pekerjaan di dunia entertainment untuk para artis pun berkurang. Maka dari itu, ada beberapa di antara mereka yang mulai terjun ke dunia bisnis untuk mencari penghasilan.
''Manajer artis, artis terkenal, jual makanan, minuman, kadang enggak mampu bikin, jadi reseller, promo-promoin. Sedih banget ada manajer artis, artisnya terkenal banget, sekarang jualan kerupuk, nganterin makanan naik motor untuk menghemat, kalau pakai online biayanya tinggi,'' beber Nanda.
''Itu yang terjadi. Gue banyak dengar langsung dari artisnya. Artis sama saja kayak kita punya cicilan banyak. Cuma, karena artis biasanya income-nya tinggi, otomatis mobilnya juga harganya mewah, rumahnya mahal,'' sambungnya.
Biasanya, para artis kerap tampil di berbagai acara stasiun televisi. Namun, kini, mereka jarang mendapat tawaran tersebut. Kebanyakan artis yang diundang adalah yang sedang hangat menjadi bahan perbincangan publik.
''(Tawaran pekerjaan di TV) tidak semeriah dulu. Masih ada produksi baru, tapi jumlahnya tidak banyak, lebih banyak re-run tayang ulang, karena secara cost produksi lebih kecil. Mereka juga enggak bayar royalti. Industri seperti ini berkepanjangan. orang pada enggak tahu. Off-air sudah enggak ada, di TV berkurang. Artis, bintang tamu yang lagi viral itu yang biasanya diundang TV sebagai rating maker,'' pungkas Nanda Persada.