Ternyata Ini Penyebab Lagu Anak-anak Tak Berjaya Seperti Pada Era 90-an

Ternyata Ini Penyebab Lagu Anak-anak Tak Berjaya Seperti Pada Era 90-an

Posted: Jan 22, 2022

-

Pada era 90-an, anak-anak bisa dengan mudah mendengar dan menyanyikan lagu yang sesuai dengan usianya. Saat itu, ada berbagai penyanyi cilik yang terkenal, seperti Tasya Kamila, Joshua Suherman, Agnez Mo, Tina Toon, dan lainnya.

Namun di zaman sekarang, lagu anak-anak tak sepopuler dulu. Setelah masa kejayaannya hilang, Naura Ayu mulai mengisi kekosongan tersebut. Pada 2014, dia merilis album perdananya, Dongeng di bawah label rekaman Trinity Optima Production.

Untuk akhirnya bisa bergabung dengan label, rupanya bukan hal yang mudah bagi Naura. Hal tersebut diungkapkan oleh ayah sekaligus sosok penting dibalik karier pelantun lagu Juara itu, yakni Baldy Mulya.

Zaman dulu aku masukin Naura ke industri, penolakannya gede banget, karena orang-orang anggap musik anak itu raksasa yang tidur. Marketnya gede, tapi orang gak mau bangunin. Walau saingannya gak ada, tapi ngapain? mereka mikirnya gitu, ucap Baldy dalam wawancara dengan Eventori.

Meski sempat ditolak oleh label berkali-kali, tak membuat Baldy dan istrinya, Nola be3 berhenti untuk mengorbitkan putri mereka sebagai penyanyi anak-anak. Setelah memproduksi karyanya sendiri, mereka mulai melakukan promosi.

Platform promosi kita di YouTube. Pada waktu itu media alternatif cuma YouTube, karena kita gak bisa main di televisi. Kalau di televisi harus ada rating, dan lain-lain. Ternyata, viewers YouTube kita gede, kita juga kaget, jelas Baldy.

Bens Leo selaku pengamat musik juga membenarkan hal tersebut. Menurutnya, lagu anak-anak mulai kehilangan popularitasnya setelah kebanyakan media televisi kurang memberikan tempat untuk acara anak-anak.

Televisi waktu itu lama gak memberi ruang bagi anak-anak, yang ada sekarang cuma TVRI yang beri ruang buat anak-anak. Televisi tidak memberi ruang bagi anak-anak karena dianggap tidak profit, lagu anak tidak menghasilkan iklan di televisi, ungkap Bens Leo dalam wawancara dengan Eventori.

Mereka tidak pernah melihat potensi musik edukasi harus dikembangkan melalui media audio visual, yaitu televisi. Itu yang akhirnya menyebabkan lagu anak makin seperti tidak diapresiasi, sambungnya.

Sebagai mantan penyanyi cilik, Tina Toon turut memberikan tanggapan terkait hal tersebut. Kata dia, agar bisa membangkitkan kembali masa kejayaan lagu anak-anak, dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak.

Itu memang PR untuk semua stakeholder sih, dari pemerintah, media, pemerhati lagu anak, anak-anaknya sendiri yang memang didorong untuk berkarya dengan lagu-lagu yang memang sesuai umurnya. Apa yang harus dilakukan, harus bersatu sama-sama untuk bisa sounding. Misalnya, kayak di semua media, ujar Tina Toon dalam wawancara dengan Eventori.

Dalam hal ini, televisi punya pengaruh yang cukup besar. Terbukti bahwa pada era 90-an, lagu anak-anak bisa berjaya lantaran ada berbagai program televisi tentang anak-anak, salah satunya adalah Tralala Trilili yang dipandu oleh Agnez Mo.

Televisi kan media yang bisa semua orang akses sampai ke pelosok. Jadi, ada jam tertentu, misalnya 09.00 sampai 11.00 atau 08.00 sampai 10.00 itu full semua tontonan anak-anak dengan lagu anak. Kayak zaman dulu tuh kan ada namanya Pesta Ceria, aku tuh dulu jadi hostnya Kring Kring Olala, tutur Tina Toon.

Tapi, memang semuanya harus sama gitu, karena kalau gak, misalnya satu (stasiun televisi menayangkan) FTV, ternyata ratingnya jauh banget, pasti bungkus juga kalau program anak, lanjutnya.

Meski kini mendengarkan lagu anak-anak bisa jauh lebih mudah karena adanya platform streaming musik digital, dukungan dari media untuk turut menyiarkan acara tentang anak-anak juga diperlukan.

Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Opini
SHARE
Recommendation Article