Unit surf-rock kontemporer asal Jatinangor, The Panturas, kembali muncul dengan gebrakan lainnya. Kali ini, mereka merilis maxi-single bertajuk “Knights of Jahannam” dan “Soma Gospel”. Lewat rilisan ini, The Panturas seakan menunjukkan kunci untuk ‘pintu’ menuju market yang lebih global.
Soalnya, rilisan ini jadi warming-up mereka sebelum berangkat tur ke 6 negara Asia. Tur ini juga termasuk penampilan mereka di salah satu music festival terbesar dunia, Fuji Rock Festival, Jepang.
Maxi-Single Hasil ‘Laboratorium Eksplorasi’
Rilisan ini berisi dua lagu yang menjadi penanda era eksplorasi baru bagi band besutan Surya Fikri (drum), Bagus Patria (bass), Abyan Zaki (gitar, vokal), Dan Rizal Taufik (gitar) yang selama ini dikenal dengan gaya surf rock berbalut aroma nusantara dan kekayaan lokal.
Menurut Surya Fikri alias Kuya, seluruh materi benar-benar ditulis dari nol dan menjadi bentuk “laboratorium eksplorasi” musik baru bagi The Panturas.
“Kami benar-benar menantang diri kami sendiri. Musik, lirik, dan konsep ini benar-benar baru, lahir dari proses workshop yang intens. Bahkan saya cukup kaget ternyata output-nya bisa seperti ini,” ujar Kuya.
Salah satu inspirasi utama dari dua lagu ini adalah pengalaman spiritual dan kekacauan kolektif yang mereka alami dalam beberapa tahun terakhir.
“Lagu-lagu ini terinspirasi dari banyak hal yang terjadi di sekitar kita belakangan. Ini kayak pengingat tentang akhir. Tentang kiamat, teman-teman. Ingatlah tentang kiamat,” tambah Abyan Zaki alias Acin.
Nggak Cuma “Jual Budaya”
Secara musikal, rilisan ini melanjutkan semangat eksperimental yang sudah mulai terasa sejak Galura Tropikalia, namun kini dibawa ke level yang lebih dalam. Komposisi lagu tetap mengalir organik tidak dibuat untuk kesan eksotis yang dijual secara permukaan.
“Kami memang gak pengen musiknya dibuat terlalu eksotis atau kayak ‘jualan budaya’. Unsur Sunda-nya di sini lebih ke elemen artistik. Sebagai tekstur, bukan gimmick,” tegas Acin.
Di lagu ini, lo juga bakal nemu sentuhan reggae 70-an, lirik berbahasa Inggris, dan komposisi yang lebih progresif, tapi tetap gampang dinikmati. Menurut Gogon (bassis), inspirasi reggae muncul dari obsesi personalnya sama bassline yang repetitif tapi nempel di kepala.
Tangan Dingin Ricky Surya Virgana
Yang bikin proyek ini makin matang adalah kehadiran Ricky Surya Virgana sebagai produser. Ia bukan cuma mengarahkan, tapi juga ikut nulis bagian intro dan struktur lagu.
Kuya bilang proses rekamannya kayak anak les yang digembleng buat main presisi, tapi setelah itu semua dikasih kebebasan buat “menghajar” lagu sesuai insting masing-masing. Chaos? Yes. Tapi tetep terkontrol.
Tur Asia 2025: Pintu Awal The Panturas
Rilisan ini bukan sekadar karya baru, tapi juga bagian dari misi besar The Panturas: menjajal pasar internasional lewat Tur Asia 2025.
Jadwal Tur Asia The Panturas 2025:
- 12 Juli – Singapura
- 13 Juli – Malaysia
- 18 Juli – Thailand
- 19 Juli – Filipina
- 20 Juli – Taiwan
- 24 Juli – Red Marquee Stage, Fuji Rock Festival (Pre-Festival Show)
- 25 Juli – Crystal Palace Tent, Fuji Rock Festival
- 26 Juli – Field of Heaven Stage, Fuji Rock Festival
Bagi para personel, Tur Asia 2025 ini juga membuka ruang mimpi yang lebih luas. secara terang-terangan menyebut bahwa tur ini hanya permulaan dari ambisi yang lebih besar.
Acin menyebut Taiwan dan Filipina sebagai negara yang paling bikin penasaran karena dinamisnya skena musik independen mereka. “Kami pengen ketemu teman-teman musisi di sana, belajar dan ngebuka kemungkinan kolaborasi,” tegasnya.
Bismillah, The Panturas!