Dalam program Teritori yang tayang pada kanal Youtube Eventori.id pada tanggal 10 September 2021. Pembawa acara Indi Arisa berbincang dengan salah satu legenda musik pop serta penyiar kondang Tanah Air yaitu Tika Panggabean dan Udjo dari Project Pop.
Dalam suasana Hari Radio Nasional, Tika dan Udjo membagikan kisah mereka menjadi penyiar, serta pandangan mereka tentang industri media audio tersebut.
Tika menyampaikan bahwa menjadi penyiar radio memang merupakan salah satu impiannya semenjak ia duduk di bangku kuliah.
''Waktu aku kuliah itu waktu aku di Bandung, itu ingin sekali sebenarnya jadi penyiar radio,'' ungkap Tika
Tetapi harapan tersebut harus kandas, karena Tika merasa bahwa suaranya tidak sesuai dengan standar radio. Karena pada zaman tersebut menurutnya seorang penyiar haruslah memiliki suara yang bagus.
''Kalo radio jaman dulu tuh bener-bener suara harus bagus banget yah, kita tuh berdua kan sebenarnya nggak radio sound ya suaranya,'' sambung Tika
Kemudian Udjo menyampaikan bahwa konsep tersebut tidaklah relevan lagi menginjak tahun 2010an, dan jenis suara seperti apapun dapat menjadi seorang penyiar radio.
''Jadi memang ada konsep yang ternyata di tahun 2010an kesini, dimana any kind of sound itu sangat mungkin jadi radio personality, nah mungkin kita yang termasuk rejekinya disitu kali ya,'' ungkap Udjo
Walaupun demikian, Udjo juga mengakui bahwa banyak orang yang sudah merasa khawatir radio akan punah dengan adanya berbagai teknologi baru yang bermunculan.
''Ada kekhawatiran bahwa sebenarnya ketika orang-orang udah punya musik sendiri di handphone, jangankan handphone dulu jamannya tiba-tiba punya IPod udah ribuan lagu bisa masuk sana, jadi sudah mulai ada ketakutan radio ini akan punah,'' ungkap Udjo
Namun, menurut Udjo radio tidak perlu khawatir dengan adanya berbagai teknologi tersebut. Karena baginya radio masih memiliki kelebihan yaitu penyiar yang selalu menemani pendengarnya.
''Tapi sebenarnya gini, kadang yang membuat radio itu berbeda tidak saja lagu-lagunya tapi orang yang menemaninya,'' sambung Udjo
Maka dari itu Udjo juga menyampaikan bahwa baginya seorang penyiar radio harus memiliki kemampuan untuk membuat pendengarnya merasa dekat.
''Makanya penyiar harus punya kemampuan seperti touch the listenernya personaly gitu,'' ungkap Udjo
Setuju dengan Udjo, Tika juga turut menyampaikan bagaimana seorang penyiar mampu membuat pendengarnya berimajinasi melalui obrolan serta topik yang dibawakan oleh penyiar.
''Kan kita (penyiar) kalo ngomong tuh kaya ngomong sendiri tapi bagaimana obrolan yang kita sampaikan tuh bisa membuat si pendengar kita berimajinasi dan seolah-olah ngalamin hal itu kan,'' pungkas Tika.