Dalam industri keratif, pitching merupakan makanan sehari-hari. Namun ia tak sekadar makanan sehari-hari. Sebaik-baiknya ide anda untuk penyelenggaraan sebuah event, pad akhirnya anda sendiri tak punya kuada menentukannya. Proses pitching yang akan menentukan ide brilian anda terpakai atau tidak. Untuk itu, adalah wajib hukumnya anda memperhatikan setiap detail dari proses ini. Berikut beberapa hal yang mungkin bisa membantu anda mempersiapkan diri.
-----------------------
Teks: G Riyanto & SY Arnali
1. It's a show
Anda tidak sedang presentasi tugas kuliah. Ingat. Klien bukanlah dosen yang memang tugasnya mendengarkan ocehan-ocehan konseptual panjang-lebar dan menghabiskan waktu kuliah dari mahasiswanya. Tak terhitung sudah berapa banyak divisi markom klien menghadapi orang yang ingin mempresentasikan idenya semacam anda sepanjang ia bekerja. Semakin padat, atraktif, menarik presentasi anda, semakin berkurang kejemuannya (dan semakin besar peluang anda diingat serta dilirik). Atau mungkin, jangan anggap pitching ajang mempresentasikan pemikiran anda. Anggap ini sebuah ajang pertunjukkan. Menghibur penonton adalah tugas paling pertama anda.
2. Be Visual
Semakin visual presentasi anda, anda sebenarnya sedang membantu markom untuk mencerap ide brilian anda. Perbanyak grafik, penggambaran, skema, table. Tentu saja dengan desain yang manis. Pelajarilah bagaimana mempergunakan aplikasi Prezi. Kalau kesempatan memungkinkan, tumpahkan ide anda dalam bentuk video. Jangan ceritakan gagasan anda. Tayangkan gagasan anda.
3. Tak Terduga
Kreativitas merupakan hukum yag wajib bila anda ingin tampil berbeda, menonjol. Bila masih sejalan dengan konsep anda, tampillah dengan presentasi yang tak diduga-duga. Selama anda kira tak akan mengganggu, upayakan presentasi anda punya unsur ketakterdugaan. Klien pun jangan-jangan menantinya.
4. Waspadai Sinyal-Sinyal Ini
Terdapat beberapa ekspresi yang akan ditunjukkan oleh pihak klien bila konsep anda mulai dirasa kurang relevan atau bahkan membosankan. Salah satunya adalah ia akan menyuruh anda untuk mempercepat presentasi anda. ''Terus. Terus. Geser lagi slide-nya''. Terus dan yang paling fatal, tentu saja, bila ia sudah menanyakan apa inti dari gagasan anda. Padahal anda masih belum separuh jalan dalam mempresentasikannya. Antisipasi kemunculan sinyal-sinyal ini dengan mempersiapkan presentasi anda sebaik mungkin. Maksud kami dengan kata sebaik mungkin adalah: semenarik mungkin. Jaga mood agar terus terpikat dengan gagasan anda.
5. Learn Your Material
Namun, kembali lagi, jangan lupakan dasar-dasar dari pitching. Pitching adalah proses ketika anda menjabarkan ide-ide brilian yang kiranya sejalan dengan apa yang diinginkan calon klien. Bagaimana menjabarkan ide-ide tersebut dengan lancar, fasih, dan meyakinkan? Tentu saja, dengan anda menguasainya. Kuasai bidang anda. Kuasai detail-detailnya. Kuasai konsep-konsep yang anda rancang bersama tim. Dan patut diingat, sebaik-baiknya presentasi anda, bukan hanya yang dapat tampil tak terduga. Klien pun dapat meluncurkan pertanyaan tak terduga yang hanya dapat dijawab luwes bila anda menguasai secara menyeluruh apa yang anda geluti.
6. Be The Right Man For The Job
Poin-poin di atas akan sia-sia saja bila tim anda sendiri tak membawakan ide yang pada substansinya tepat dan cemerlang. Segala tampilan atraktif akan sekadar menjadi luaran tanpa isi. Meski sudah tampil spektakuler-katakanlah, bahkan, anda sampai meluncurkan kembang api untuk memeriahkan sesi presentasi anda-klien pada akhirnya tetap dapat menilai sejauh apa gagasan yang anda sampaikan relevan untuk kebutuhannya. Untuk itu, persiapkan konsep sebaik mungkin. Pahami kebutuhan, detail, dan implementasinya. Be the right man for the job.
Ketika proses pitching yang anda lakukan memperoleh kepercayaan dari klien dan menuai sukses, saat itu anda bukan hanya telah meningkatkan nilai diri anda. Saat berjabat tangan dengan klien, anda pun telah memberikan kesempatan bagi ide besar anda untuk direalisasikan. Good Luck!