VID Solusi Kepastian Hukum Antara Kreator dan Penerbit Lagu

VID Solusi Kepastian Hukum Antara Kreator dan Penerbit Lagu

Posted: Jan 22, 2022

Platform media sosial YouTube semakin berperan strategis untuk mendapatkan informasi, berita, dan hiburan bagi masyarakat. Minat masyarakat yang besar ini telah membuka peluang menjadi kreator konten di berbagai bidang. Salah satu konten yang paling diminati adalah memproduksi tayangan musik dari lagu yang sudah terkenal, atau yang populer disebut memproduksi cover lagu.

JAKARTA, 31/08/2021  Platform media sosial YouTube semakin berperan strategis untuk mendapatkan informasi, berita, dan hiburan bagi masyarakat. Minat masyarakat yang besar ini telah membuka peluang menjadi kreator konten di berbagai bidang. Salah satu konten yang paling diminati adalah memproduksi tayangan musik dari lagu yang sudah terkenal, atau yang populer disebut memproduksi cover lagu.

Akan tetapi, kreasi ini berpotensi menjadi masalah hukum karena YouTube memiliki sistem monetisasi yang memungkinkan pemegang hak cipta mengendalikan karya yang telah diakui hak ciptanya. Para kreator yang kemudian membuat konten berdasarkan karya berhak cipta tersebut wajib membayar lisensi sinkronisasi (synchronization license) kepada penerbit lagu (publisher) untuk menentukan siapa saja yang mendapatkan hak mensinkronisasi lagu dengan visual dan mendapatkan kompensasi dalam bentuk uang.

Dalam praktiknya tidak gampang bagi kreator untuk menghubungi dan mengurus lisensi sinkronisasi dengan penerbit lagu. Untuk mengatasi masalah ini, YouTube menyediakan sistem yang disebut Content ID atau sidik jari digital yang akan menganalisis setiap video yang diunggah melalui YouTube untuk menentukan apakah video tersebut mengandung material dengan hak cipta, mulai dari rekaman audio, komposisi, sampai dengan video. Maka dari itu, adanya sistem Content ID, YouTube akan secara otomatis mengklaim sebuah video atas nama sang pemegang hak cipta.

Dengan adanya Content ID, jika seseorang mengunggah lagu cover, YouTube akan tahu bahwa yang bersangkutan bukanlah pemegang hak cipta lagu tersebut. Penerbit lagu sebagai pemegang hak cipta dapat mengklaim lagu tersebut dan semua hasil dari video tersebut akan menjadi milik penerbit lagu, bukan kreator.

Melihat kondisi yang kurang memberi motivasi dan insentif bagi kreator untuk berkarya, V-Entertainment, bagian dari platform kolaborasi industri hiburan terbesar di Indonesia Eventori, meluncurkan inisiatif VID (Virtual Indonesia Validation and Distribution) yang akan menjembatani kreator dengan penerbit lagu sehingga para kreator mendapat ruang kebebasan dan perlindungan dalam memproduksi lagu cover.

''Kami menjembatani kreator dengan publisher dengan menyediakan katalog lagu-lagu yang telah diurus lisensi sinkronisasinya. Kreator cukup menghubungi kami untuk mengetahui lagu-lagu mana yang bisa dibuat cover tanpa khawatir masalah hak cipta. Mereka juga akan menerima bagi hasil dari monetisasi YouTube. Semuanya didasarkan pada kerja sama yang transparan sehingga baik kreator dan publisher mendapatkan manfaat dari sebuah konten cover yang diunggah di YouTube,'' papar Ivan Edbert, Manajer Bisnis V-Entertainment dalam syukuran peluncuran program VID di kantor Eventori di Jakarta hari ini.

Pada tahap awal, Ivan melanjutkan, V-Entertainment telah menjalin kerja sama dengan label rekaman Aquarius Pustaka Musik dan Demajors Independent Music Industry sebagai pemilik Content ID. Dalam semangat kolaborasi, diharapkan para musisi dan kreator konten yang tergabung dalam inisiatif VID dapat selain mendukung dengan cara saling mention, swipe up, atau pemanfaatan fitur-fitur media sosial lainnya.

''Selama ini untuk masalah licensing dan pembagian pendapatan hanya bergantung pada Content ID YouTube. Saya harap dengan saya berpartisipasi dalam VID, licensing dan revenue split bisa lebih jelas dan proses pembuatan konten bisa lebih lancar,'' ujar Langit Jiwa, salah satu musisi cover yang bergabung pada program VID.

''Beradaptasi dengan keadaan adalah kunci utama agar kita terbuka dan mendukung ide-ide atau inovasi yang bertujuan membantu pergerakan ekosistem industri entertainment maupun musik. Harapannya, kolaborasi antara Eventori, Aquarius Pustaka Musik, dan Demajors ini dapat memberikan wadah menghidupkan semangat dan kreativitas para kreator dalam membuat konten musik yang berlisensi serta memiliki sistem proteksi aset yang baik di platform digital,'' ujar Rita Marlina, Direktur Utama Aquarius Pustaka Musik.

"Kemitraan strategis yang diinisiasi Eventori bersama Aquarius dan Demajors adalah langkah yang terukur yang kami percaya memiliki efek domino terhadap berbagai sektor penting di industri musik Indonesia; mulai dari seniman, komposer, perusahaan rekaman, penerbit musik dan pelaku industri musik di wilayah digital dan nondigital.

Kurasi seni yang kolaboratif adalah kunci atas keberhasilan program ini sampai tahun-tahun mendatang,'' papar Aldo Sianturi, Chief Digital Officer Demajors.

''Alasan saya bergabung adalah sebagai penghormatan kepada para idola saya dari zaman dulu. Melalui VID saya bisa membuat cover lagu-lagunya secara resmi,'' ujar Mario Ginanjar, vokalis Kahitna, yang bergabung sebagai kreator di program VID.

''Eventori didirikan dengan visi menjadi jalan raya bagi seluruh talenta di Indonesia untuk bisa mendapat akses pasar yang lebih besar. Jika selama ini jalan raya itu baru berupa program atau aktivasi, lewat VID kami ingin menjadi solusi bagi para kreator yang ingin menciptakan karya di platform YouTube. Ini peluang besar untuk dikenal oleh pasar yang lebih luas. Kami berusaha agar berbagai hambatan berkreasi dihilangkan dan para kreator terlindungi,'' ujar Wahyu Ramadhan, Direktur Eventori.

Writer: Alvin Iqbal
TAGS:Opini
SHARE
Recommendation Article