Indonesia memiliki beragam komunitas, salah satunya adalah IFGC (Indonesian Fingerstyle Guitar Community). Komunitas yang berdiri pada tahun 2012 ini diawali dari keaktifan beberapa orang di salah satu forum online saat itu, Kaskus. Karena memiliki minat yang sama, di forum ini mereka saling connect satu sama lain. Hal ini juga diutarakan oleh Luhung, salah satu pengurus IFGC regional Malang.
“Awalnya itu dari teman-teman yg sama-sama minat fingerstyle. Waktu itu di Kaskus sih. Itu isinya anak-anak Bandung sama Jakarta. Sudah connect gitu, akhirnya kita ngumpul dan jadi deh IFGC. Sampai akhirnya base utama pindah ke Facebook Group.” ujar Luhung.
Melihat adanya komunitas fingerstyle guitar di Indonesia merupakan hal unik, karena di Indonesia sendiri kurang populer sebenarnya sampai akhirnya muncul gitaris-gitaris fingerstyle asal Indonesia yang berkeliaran di media sosial.
Ini juga yang menjadi latar belakang kenapa akhirnya IFGC memilih fokus di fingerstyle guitar saja.
“Waktu itu pas awal ngumpul memang karena sama-sama minat seputar bermain fingerstyle. Waktu itu juga kan belum populer seperti sekarang ya, masih segmented juga gitu loh. Jadi susah kan ya untuk mencari teman sharing soal fingerstyle ini. Nah di IFGC ini kita banyak sharing soal teknik, lagu, bahkan gear untuk menunjang fingerstyle itu sendiri.” tambah Luhung.
IFGC juga rutin menjalankan gathering di tiap regional. Untuk activity-nya, IFGC juga rutin mengadakan sesi sharing. Selain itu, IFGC ini juga sudah merilis dua album kompilasi dan pernah beberapa kali tampil secara live.
“Untuk kegiatannya sih biasanya kita ada gathering di tiap regional. Isinya ya kumpul-kumpul dan sharing juga seputar fingerstyle guitar. Kita juga pernah rekaman untuk album kompilasi juga. Saat ini kita sudah melepas dua album juga.” ujar Luhung.
Sementara prestasi yang membanggakan bagi mereka adalah pernah menjadi opening performer konser Sungha Jung di Yogyakarta pada 2013, menjadi pengisi acara di salah satu program NET TV, dan masih banyak lagi.
Selain tampil di berbagai acara, IFGC sudah menghasilkan karya sendiri. Mereka telah merilis dua album, yaitu Seventh String Sonority (2016) dan We Create Not Copy Paste (2020).
Sayangnya, untuk kegiatan dalam waktu dekat IFGC belum punya agenda karena masih dalam fase pemulihan pasca pandemi dua tahun lalu. Tapi, komunitas ini patut diapresiasi karena mampu memberikan wadah untuk para fingerstyle guitarist di Indonesia untuk berkumpul dan berdiskusi. Setidaknya, bakat-bakat mereka dapat tersalurkan dengan baik karena adanya kegiatan rilis album kompilasi juga.
Sukses terus, Indonesian Fingerstyle Guitarist Community! Ditunggu ya album ketiganya.