“We The Fest atau Pestapora?” Dilema Penikmat Musik di Tengah Maraknya Festival

“We The Fest atau Pestapora?” Dilema Penikmat Musik di Tengah Maraknya Festival

Posted: May 15, 2022

Tahun ini tampaknya akan menjadi tahun yang penuh dengan festival musik setelah dua tahun hiatus karena pandemi. Secara perlahan, festival musik mulai bergeser lagi ke arah yang seharusnya; digelar secara offline. Hal ini menjadi daya tarik sekaligus pelepas dahaga untuk para penikmat musik yang sudah kangen dengan suasana festival.

Tahun ini tampaknya akan menjadi tahun yang penuh dengan festival musik setelah dua tahun hiatus karena pandemi. Secara perlahan, festival musik mulai bergeser lagi ke arah yang seharusnya; digelar secara offline. Hal ini menjadi daya tarik sekaligus pelepas dahaga untuk para penikmat musik yang sudah kangen dengan suasana festival.

Salah satu yang mungkin paling ditunggu oleh penikmat dan penggemar musik adalah Pestapora. Meski tahun ini adalah debutnya, Pestapora berhasil mencuri perhatian dengan deretan artis-artis yang akan ditampilkan. Hal lain yang menjadi perhatian adalah jadwalnya yang sama dengan salah satu festival besar di Indonesia, yaitu We The Fest. 

Sama-sama diselenggarakan pada tanggal 23-25 September 2022, kedua festival ini tampaknya berhasil membuat banyak penikmat musik sulit untuk menentukan pilihan. Bahkan, banyak juga yang menganggap hal ini adalah sebuah kompetisi dari dua festival ini.

Namun, menurut penuturan Ramdzy yang merupakan manajer dari Virdania dan juga seorang penggiat musik, kedua acara ini sebenarnya sudah memiliki pasarnya masing-masing.

“Target market Pestapora dan We The Fest tuh beda banget. Pestapora itu lebih general, semua size bisa masuk. Sedangkan target market WTF kan lebih ke arah millenials ya, yang gaul-gaul, terus mereka lebih suka nonton band-band luar daripada nonton band-band lokal.” ujar Ramdzy saat ditemui di bilangan Cipete, Jakarta Selatan.

Ucapan Ramdzy pun terbukti dengan beragamnya jawaban dari puluhan orang yang terdiri dari millenials ataupun pelaku, penggemar dan penikmat musik yang kami tanyai. Jawaban yang memilih We The Fest biasanya karena ingin melihat penampilan band luar negeri, yang memang kesempatannya jarang.

Sedangkan yang memilih Pestapora ingin menikmati ‘keseruan’ dengan harga yang ekonomis.

“Dari yang udah-udah, kita ambil contoh dari Synchronize ya karena Pestapora ini tipikalnya mirip. Mereka yang nonton dan dateng tuh biasanya ingin hura-hura dengan budget yang ekonomis, disamping ingin menikmati musik ya.” ujar Ramdzy.

Hal senada juga diucapkan oleh Josafat, yang merupakan musisi kafe dan juga penikmat musik lokal.

“Gue tuh pasukan tiket murah, dan dari line up We The Fest sebelumnya gue ngga pernah interest sama band luar yang diundang. Gue juga lebih enjoy kayanya sama acara modelan Pestapora, yang notabene dari line up nya gue juga tau dan ngikutin.” ucap Josafat saat ditemui di daerah Bekasi, Jawa Barat.

Selain itu, Ramdzy juga penasaran dengan experience yang akan diberikan Pestapora sebagai festival debutan di Indonesia. Sedangkan untuk We The Fest, dia mengaku baru bisa mengambil keputusan setelah keluar line up-nya.

“Kalo gue pribadi sih harus liat line up dari We The Fest dulu nih, kalo ada yang gue suka, gue bakal beli satu hari aja. Sisanya gue alihin ke Pestapora. Gue pengen banget ke Pestapora, gue penasaran apa experience yang gue dapet di sana, secara Pestapora kan acara baru ya.” ujarnya

Sedangkan menurut Bagol, seorang penggemar acara musik yang juga rutin bergerak di acara-acara musik kolektif, menganggap ini merupakan hal yang seru karena menjadi ajang pembuktian untuk kedua festival tersebut.

“We The Fest itu ya udah punya massanya sendiri lah ya buat mereka, sementara di sisi lain si Pestapora ini festival baru emang, cuma isinya orang-orang lama. Jadi kayanya akan sama-sama seru. Kalo gue bisa belah badan nih, gue bakal nonton dua-duanya.” ucap Bagol saat ditemui di daerah Blok M, Jakarta Selatan.

Lain halnya dengan penuturan Bilal Indrajaya, seorang musisi yang aktif sebagai solois. Menurutnya, tanggal yang berbarengan ini akan menyebabkan kebingungan untuk orang-orang ingin menonton karena kedua festival ini akan menyajikan line up yang sama-sama bagus.

“Gue agak bingung sih kalo misalkan gue sebagai orang yang mau nonton karena pasti dua festival itu akan menjanjikan line up yang oke-oke. Cuma, kalo gue disuruh pilih, gue bakal ke WTF kayanya. Pengen aja gitu.” ujar Bilal

Bilal menambahkan, meskipun kedua festival ini berjalan berbarengan, hal ini merupakan sisi positif di industri musik karena akhirnya festival musik kembali berjalan dengan semestinya.

“Intinya sih bagus untuk semuanya (Pestapora dan We The Fest), karena festival musik akhirnya jalan dan rame lagi.” ujar Bilal

Nah temen-temen, jadi kalian bakal cabs ke Pestapora, atau We The Fest nih?

Writer: Cakra Mahardhika Kevlana
TAGS:Opini,Festival Musik,We The Fest,Pestapora
SHARE
Recommendation Article