We The Fest vs Pestapora: Ketika Festival Debutan Mencuri Perhatian, yang Lain Tampak Kelimpungan

We The Fest vs Pestapora: Ketika Festival Debutan Mencuri Perhatian, yang Lain Tampak Kelimpungan

Posted: Sep 17, 2022

We The Fest dan Pestapora adalah dua festival yang dipromotori oleh dua nama besar. Ini jadi terlihat sebagai ‘ajang pertempuran’ karena kedua festival ini diadakan dalam waktu yang bersamaan. Kedua festival ini diadakan pada 23-25 September 2022 nanti.

We The Fest dan Pestapora adalah dua festival yang dipromotori oleh dua nama besar. Ini jadi terlihat sebagai ‘ajang pertempuran’ karena kedua festival ini diadakan dalam waktu yang bersamaan. Kedua festival ini diadakan pada 23-25 September 2022 nanti.

Sebenarnya, kedua festival ini tak setipe. We The Fest yang mengukuhkan namanya sebagai annual summer festival yang memang menargetkan orang-orang untuk bebas ‘berekspresi’ dan juga mengundang performer internasional. Sedangkan Pestapora adalah festival musik yang ditujukan untuk orang-orang yang ingin ‘bersenang-senang’ dengan segudang line up dari berbagai jenis musik.

Pestapora sendiri adalah festival debutan garapan Kiki Aulia Ucup. Jika dilihat, festival ini setipe dengan salah satu festival musik terbesar di Indonesia, Synchronize Festival. Namun, karena tanggal yang berbarengan dengan We The Fest, orang-orang jadi fokus dengan hal ini.

Selain itu, yang menjadi pemicunya adalah permasalahan line up. Meskipun mendatangkan musisi internasional, tampaknya line up dari We The Fest belum mampu mencuri perhatian. Sedangkan Pestapora dengan deretan line up tanah air mampu memberikan suguhan yang menarik dari segi kuantitas, meski line upnya terkesan itu-itu saja.

Ini dituturkan juga oleh Satrio, seorang festival goers yang kini bekerja sebagai seorang road manager salah satu solois asal Jakarta.

“Sebenarnya, We The Fest itu nggak cocok disandingkan dengan Pestapora. Begitupun sebaliknya. Beda pasar juga. Lebih enak kalau Pestapora disandingkan dengan Synchronize Fest yang emang setipe. Sayangnya, tanggal Pestapora dan We The Fest berbarengan. Terus, sekarang minat orang-orang terhadap musisi Indonesia yang sifatnya nostalgia sedang tinggi-tingginya. Mungkin itu juga yang menjadikan We The Fest kurang stand out tahun ini.” ujarnya.

Apa yang dikatakan Satrio ada benarnya. Hal ini memunculkan suatu problem. yaitu banyak penonton yang ternyata menjual tiketnya setelah mengetahui line up yg disajikan oleh We The Fest. Ini berbanding terbalik dengan Pestapora yang berhasil mencuri perhatian meskipun baru pertama kali diadakan. Hal ini dibuktikan dengan ludesnya tiket Pestapora. Bahkan, Pestapora melakukan open sale tiket lagi di h-1 bulan.

Hal lainnya adalah, We The Fest tampak kalah start dengan Pestapora ketika mengumumkan line up. Selain itu, We The Fest juga berani mematok harga dan menjual tiketnya meskipun belum mengumumkan line up nya. Tapi hal ini disanggah oleh Satrio, karena menurutnya ada faktor lain kenapa Pestapora begitu cepat mengumumkan line up.

“Kalau gue liat, sebenarnya bukan We The Fest sih yang kalah start. Mereka mengumumkannya di saat yang tepat kok. Cuma, emang Pestapora yang cepat banget. Lebih ke arah nyolong start. Nggak masalah juga sih, jadi seru ngeliatnya kompetitif gini.” tambahnya seraya tertawa.

Lalu, 15 dari 20 festival goers yang kami tanyai, mereka secara solid lebih memilih Pestapora. Pertama karena deretan line up yang disajikan Pestapora lebih menarik dibanding We The Fest. Kedua, deretan musisi internasional yang ditampilkan We The Fest kurang menggugah menurut mereka. Bahkan, beberapa orang yang memilih We The Fest karena deretan musisi lokalnya, bukan karena artis internasional yang sebelumnya menjadi selling point dari We The Fest.

Bahkan, ada yang tadinya memilih We The Fest akhirnya justru menganggap Pestapora lebih worth it. Salah satunya adalah Dhea. Dia menuturkan bahwa memiliki ekspektasi cukup tinggi terhadap We The Fest karena menurutnya mereka tak pernah gagal, terutama soal line up. Sampai akhirnya Dhea sendiri memilih untuk menjual tiketnya dan membeli tiket Pestapora.

“Aku waktu itu beli tiket WTF karena I had a very high expectations on WTF, tahun sebelumnya juga nggak pernah flop gitu acaranya, terus pas beli jg harganya masih murah meski sebenarnya gambling karena belum keluar line up nya kan. Terus sekarang end-up beli Pestapora.” ujar Dhea.

“Soalnya line up WTF flop bgt kayak nggak sesuai aja gitu sama harganya dan menurutku juga line up nya bisa digabung jadi 2 hari ajah sebenarnya. Ga harus 3 hari.” sambungnya

Namun, soal line up We The Fest tahun ini yang dianggap flop juga dibeberkan oleh Christian Rijanto selaku Co Founder Ismaya Group melalui unggahan Instagramnya.

“Mungkin ini adalah yang paling sulit dan juga bikin stress karena kita banyak kena cancellation di menit akhir. Ini termasuk dua headliner dan juga drama-drama dari artis internasional yang harus kami ganti dan bayar lebih di menit akhir. Tapi, kita tetap berusaha memberikan yang terbaik dan percaya dengan line up yang kami punya.” ujarnya melalui unggahan Instagram pribadinya.

Tampaknya, tahun ini We The Fest melakukan beberapa blunder. Tapi balik lagi, ini bukan ajang kompetisi, ini adalah ajang bersenang-senang merayakan kembalinya festival musik yang kembali membludak di Indonesia. Keduanya adalah festival musik terbaik di Indonesia, yang dimotori oleh orang-orang hebat di belakangnya. Have fun untuk semuanya!

Writer: Cakra Mahardhika Kevlana
TAGS:Opini,Special Content
SHARE
Recommendation Article