Zaki Anam, Gitaris Fingerstyle asal Bandung yang Suka Bikin Konten YouTube

Zaki Anam, Gitaris Fingerstyle asal Bandung yang Suka Bikin Konten YouTube

Posted: Jan 22, 2022

-

Zaki Anam merupakan salah satu anggota komunitas Indonesia Fingerstyle Guitar Community (IFGC). Sudah bermain gitar sejak kelas 6 SD, kemudian Zaki mempelajari teknik fingerstyle saat duduk di bangku kelas 3 SMP.

Awalnya, Zaki belajar teknik memainkan gitar dengan memetik senar secara langsung dengan ujung jari, kuku, atau picks itu secara otodidak dengan menonton YouTube dan saling berbagi ilmu dengan anggota IFGC yang lainnya.

Saat bermain gitar, Zaki memainkan nada dengan suara yang unik, agar permainan menjadi lebih menarik dibanding pemain gitaris lain. Dia kerap membentuk beberapa variasi dalam nadanya.�

�Sehingga, permainan gitar bukan terlihat seperti cover lagu, tapi menjadi aransemen lagu buatan sendiri,� ucap Zaki dalam wawancara dengan Eventori.

Kemampuan Zaki dalam bermain gitar fingerstyle kerap dia perlihatkan dalam konten yang diunggah ke kanal YouTube Zaki Anam. Beberapa lagu yang pernah dia mainkan adalah �To The Bone� - Pamungkas, �Indah Pada Waktunya� - Rizky Febian, dan lainnya.

Terdapat beberapa gitaris fingerstyle yang menjadi inspirasi Zaki dalam berkarya, seperti Satoshi Gogo, Mike Dawes dan lainnya.

�Beberapa gitaris tersebut dijadikan inspirasi dalam berkarya, karena terkadang saat sedang membuat suatu karya musik, kadang ide tersebut susah untuk dikembangkan sehingga untuk bisa melanjutkan membuat karya harus mencari inspirasi lain,� katanya.

�Dalam membuat suatu karya musik tidak bisa hanya menjadikan satu gitaris fingerstyle saja sebagai acuan atau inspirasi, tetapi harus terdapat banyak gitaris fingerstyle yang menjadi acuan dan inspirasi agar permainan lebih berwarna,� sambungnya.

Menurut Zaki, suka dalam bermain fingerstyle yaitu dapat belajar hal baru dalam permainan gitar, mengeksplorasi lebih jauh dalam permainan gitar. Namun, dia juga kerap merasakan dukanya.

�Duka dalam bermain fingerstyle yaitu belum diakui oleh masyarakat banyak. Sehingga, orang hanya melihat seperti permainan gitar biasa, juga terkadang dalam membuat suatu karya jarang untuk di apresiasi masyarakat luas akibatnya karya tersebut hanya dapat dinikmati oleh pembuat karya tersebut,� pungkas Zaki.

Writer: Abdullah Arifin
TAGS:Artis / Talent
SHARE
Recommendation Article