Lagu berbahasa daerah kembali kian diminati belakangan ini, keberagaman bahasa di Indonesia yang tidak diragukan lagi menciptakan banyak kreasi-kreasi indah yang bervariasi di berbagai penjuru Negeri salah satunya adalah musik berbahasa daerah ini.
Guna mendalami perihal tersebut, Eventori mengajak para musisi muda Tanah Air untuk buka suara terkait tantangan, harapan serta alasan mereka memutuskan untuk menulis serta menyanyikan lagu berbahasa daerah.
Baca Juga : Indische Party Kembali Dari Kegelapan Dengan Berdansa dalam “The Highest Stars”
Alasan musisi muda menulis lagu berbahasa daerah
Jessica Bunga atau kerap disapa Jebung adalah salah satu musisi muda yang memutuskan untuk mengeksplorasi musik dengan menulis lagu berbahasa daerah yaitu “Hepeng”. Salah satu alasan terbesar dirinya melakukan hal tersebut adalah karena dia terdorong untuk membuat lagu berbahasa daerah yang dapat dinikmati olehnya dan generasi muda lainnya.
“Yang buat aku ingin bikin lagu berbahasa daerah karena rasa penasaran. Selama ini selalu denger lagu latin, Korea, Afrika, yang serba berbahasa asing, tapi jarang dengar lagu daerah Indonesia yang benar-benar sesuai seleraku. Itulah hal yang mendorongku. Karena aku mau buat lagu berbahasa daerah yang aku sendiri pun bisa menikmati,” ucap Jebung.
Baca Juga : Era Pop Punk Belum Usai, Wipe The Memories Berikan Singgel Perdana “A Girl From Another Planet”
Selain itu salah satu talenta lokal Eventori, yaitu Grace Frizilia juga mengungkapkan bahwa generasi muda yang menunjukan bakat dengan bahasa daerah dapat menunjukan bahwa lagu berbahasa daerah bisa sekelas dengan lagu populer berbahasa Indonesia lainnya.
“Kami ingin menunjukkan bakat yang dimiliki oleh generasi muda dalam bermusik, khususnya dengan menggunakan bahasa daerah. Juga menunjukkan bahwa lagu dengan berbahasa daerah bisa setara atau bahkan mungkin bisa jauh lebih baik dari lagu pop Indonesia pada umumnya,” jelas Grace.
Baca Juga : Satine Zaneta Menulis Lagu “Pada Waktunya” Hanya Dalam 45 Menit
Tantangan menulis lagu berbahasa daerah
Jebung menjelaskan bahwa kesulitan terbesarnya dalam menulis lagu berbahasa daerah adalah dari segi makna lirik, karena dirinya tidak ingin membuat lagu yang tidak bisa merepresentasikan budaya dengan baik.
“Aku dalam buat lagu berbahasa daerah perlu belajar yang ekstra. Aku perlu konfirmasi arti lirik dengan berbagai orang karena aku nggak mau buat lagu Batak yang tidak valid secara budaya dan tidak bisa merepresentasikan budaya Batak dengan baik,” jelas Jebung.
Baca Juga : Dengan Bahasa Batak, Jebung Ceritakan Tentang Sulitnya Mencari Uang dalam “Hepeng”
Sedangkan Grace menambahkan bahwa kesulitan baginya adalah karena akan sedikit orang yang paham mengenai makna lagunya, jika dibandingkan dengan lagu-lagu populer berbahasa Indonesia.
“Kesulitannya sudah pasti hanya sedikit orang yang paham akan message dari lagu yg dibuat itu,” ungkap Grace.
Bagaimana cara membuat musik daerah semakin diminati?
Musisi muda lainnya yang pernah membawakan lagu berbahasa daerah yaitu Teddy Adhitya, mengungkapkan bahwa memang bebas untuk menentukan selera musiknya masing-masing, namun alangkah lebih baik jika kita semua mempelajari identitas kita sendiri dengan mendengarkan lagu-lagu yang berasal dari daerah.
“Menurut gue bebas aja, tiap orang punya preference masing-masing. Cuma mungkin alangkah baiknya kalau kita setidaknya punya pengetahuan tentang lagu-lagu yang berasal dari daerah kita. Karena sesungguhnya itu adalah salah satu akar dari identitas diri kita sebagai orang Indonesia,” ungkap Teddy.
Setuju dengan pernyataan tersebut, Jebung juga memutuskan untuk tidak menyalahkan pendengar, jika memang tidak menikmati lagu berbahasa daerah. Namun itulah yang membuatnya terdorong untuk membuat opsi bagi para generasi muda untuk mendengarkan lagu berbahasa daerah yang diminati oleh mereka.
“Namanya selera musik, kadang kita juga tidak bisa memaksa orang untuk mendengarkan sesuatu. Tapi inilah yang buat aku terdorong buat lagu Hepeng. Aku ingin bisa buat lagu berbahasa daerah yang bisa dinikmati anak muda,” tegas Jebung.
Grace kemudian menekankan bahwa lagu berbahasa daerah adalah salah satu tanda lahir bagi para musisi yang akan dibawa ke masa depan, sehingga para musisi memiliki tugas juga untuk dapat memproduksi lagu berbahasa daerah yang diminati oleh generasi muda.
“Lagu daerah itu sebenernya buat saya adalah tanda lahir diri kita dimana akan selalu kita bawa dan menjadi salah satu tanda di dunia permusikan kita. Ketika generasi muda sudah mulai jarang mendengarkan lagu daerah, itu adalah PR (Pekerjaan Rumah) bagi kita semua bagaimana kita dapat memproduksi lagu-lagu daerah agar semakin diminati dan dinikmati generasi muda kedepan,” jelas Grace.
Teddy pun menutup dengan sebuah ucapan kepada para musisi-musisi daerah yang terus berkarya, karena menurut dirinya Indonesia akan selalu membutuhkan mereka yang melestarikan budaya, terutama musik daerah.
“Tetap berkarya, karena Indonesia akan selalu membutuhkan musisi-musisi yang melestarikan kebudayaan Indonesia terutama musik-musik daerah,” pungkas Teddy.
Indonesia memang kaya akan keberagaman, mulai dari bahasa hingga budaya yang bervariasi di seluruh penjuru Negeri. Meskipun zaman terus berganti dan selera akan hiburan pun terus berelevasi, namun bahasa serta budaya daerah akan tetap menjadi tempat ternyaman untuk kita kembali.